Paris (ANTARA News) - Pemerintah negara-negara Barat memberikan reaksi dingin pada Rabu terhadap terpilihnya kembali Benjamin Netanyahu sebagai perdana menteri Israel.

Perdana Menteri Netanyahu terpilih kembali di tengah ketakutan bahwa sikap kerasnya yang kian meningkat telah secara fatal merusak proses perdamaian Timur Tengah.

Uni Eropa menyelamati Netanyahu atas kemenangannya namun mengatakan bahwa Uni Eropa memiliki komitmen terhadap dimulainya kembali proses perdamaian antara Israel dan Palestina. Netanyahu menolak proses tersebut diteruskan.

Perdana Menteri Inggris David Cameron mengambil sikap serupa. Melalui kicauannya di Twitter, PM Inggris memberikan selamat kepada Netanyahu namun menyerahkan tugas kepada juru bicaranya untuk menekankan bahwa "ia ingin melihat terwujudnya perdamaian, ingin melihat tercapainya penyelesaian dua-negara".

Dengan janji yang dinyatakan Netanyahu, bahwa ia akan membiarkan begitu saja upaya penyelesaian dua-negara, Barat kemungkinan menghadapi tekanan yang meningkat untuk memaksa agar proses perdamaian dapat berlangsung.

"Baik Amerika Serikat ataupun Eropa ikut merencanakan dan berkeinginan untuk mewujudkannya, atau kita menghadapi sebuah perang baru di Gaza, mungkin bahkan dalam bulan-bulan mendatang," demikian diperingatkan Jean-Pierre Filiu, akademisi Prancis dan penulis buku "Gaza: Sebuah Sejarah".

"AS dan Eropa harus menerapkan perdamaian. Mereka harus mengakui bahwa pihak-pihak terkait tidak bergerak dan perdamaian bukan pilihan penting, jadi ini harus diterapkan."

Sikap keras Netanyahu sudah membuat hubungan dengan Barat jatuh ke titik rendah yang belum terjadi sebelumnya. Demikian laporan AFP.


(Uu.T008)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015