Hal tersebut disampaikan Direktur Utama Antara Saiful Hadi dalam pertemuan dengan Duta Besar mesir untuk Indonesia Bahaa Dessouki di kantor LKBN Antara, Jakarta, Rabu.
"Antara sudah memiliki koresponden di Mesir, tapi rupanya pertukaran berita kedua kantor berita belum berjalan dengan baik," kata Saiful Hadi.
Di sisi lain, Kantor Berita MENA juga sempat memiliki koresponden di Indonesia, tapi kemudian ditarik pada 2012 lalu.
Menurut Saiful, kerja sama kedua kantor berita akan semakin mengokohkan hubungan bilateral Indonesia dan Mesir yang saat ini telah berjalan dengan baik.
Dalam waktu dekat, Saiful Hadi akan mengunjungi Mesir untuk bertemu langsung dengan manajemen Kantor Berita MENA.
Dubes Dessouki mengatakan kerja sama Antara dan MENA juga diperlukan untuk memberikan sudut pandang lain mengenai keadaan di Timur Tengah dan Afrika Utara.
"Selama ini kita dicekoki oleh pemberitaan media-media Barat yang cenderung mendeskreditkan Timur Tengah dan Islam," kata dia.
Terlebih lagi, Dessouki menambahkan, dengan kemunculan kelompok teroris yang menamakan diri mereka Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang telah merusak nama Islam.
"Mereka bukan Islam, dan kita harus berhenti merujuk mereka sebagai dengan sebutan IS (Negara Islam) atau ISIS (NIIS) karena mereka bukan Islam dan bukan negara," kata dia.
Saat ini, kata Dubes Dessouki, media-media di Timur Tengah terutama negara-negara mayoritas Muslim telah menanggalkan sebutan IS/NIIS pada kelompok teroris di Irak dan Suriah tersebut.
"Kami menggunakan istilah kelompok teroris, dan perlu digarisbawahi, mereka juga menyerang kelompok Muslim," kata dia.
Pewarta: A Fitriyanti
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015