standar pendidikan di Indonesia menurun secara permanen"

Jakarta (ANTARA News) - Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW) menyatakan Indonesia kekurangan tenaga pengajar berkualitas dalam memenuhi banyaknya sekolah-sekolah baru yang dibangun selama masa puncak ekspor minyak pada 1970-1996.

"Hal tersebut menyebabkan standar pendidikan di Indonesia menurun secara permanen," kata Direktur Regional ICAEW Asia Tenggara Mark Billington dalam keterangan tertulisnya, Rabu.

Ia menjelaskan, dengan perekonomian ASEAN yang terus tumbuh dan mengarah ke tahap perkembangan berikutnya, pendidikan menjadi faktor penentu yang sangat penting dalam produktivitas.

"Tenaga kerja di ASEAN saat ini didominasi oleh mereka yang berasal dari golongan yang tidak memiliki keterampilan hinggal level universitas," kata dia.

Ini membuat negara membutuhkan ketrampilan teknis untuk bergerak dari tingkat perakitan ke tahapan produksi dari sebuah rantai ekonomi tetap terbelakang.

"Sebuah penekanan lebih besar pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi diperlukan, sehubungan dengan diciptakannya pekerjaan-pekerjaan dengan keterampilan yang lebih tinggi," tuturnya.

Saat ini, menurut Mark, perencanaan dan investasi jangka panjang sangat penting terhadap kemampuan ASEAN dalam mengembangkan dan mempersiapkan diri untuk menghadapi perlambatan dan pergeseran pertumbuhan komsumsi domestik pada tahun-tahun mendatang.

"Pada saat ini, ASEAN harus melibatkan pengembangan keterampilan yang dapat menggantikan komoditas sebagai sumber pendapatan ekspor," tuturnya.

ICAEW adalah lembaga analisa ekonomi yang memberikan gambaran besar atau laporan mengenai kinerja ekonomi dari Asia Tenggara untuk 144 ribu anggotanya.

Laporan tersebut berisi tinjauan triwulan perekonomian Asia Tenggara yang fokus pada Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.


Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015