... dan batu bara Indonesia yang berkualitas tinggi malah diekspor ke China...

Jakarta (ANTARA News) - Direktur Emiritus, perusahaan migas Japan Gas Corporation, Yoshihiro Shigehisa menemui Wakil Presiden, Jusuf Kalla, di Jakarta, Rabu ini. Mereka membahas investasi pembangunan pembangkit tenaga listrik di wilayah timur Indonesia.


Namun perusahaan energi Jepang itu tidak bermaksud berinvestasi untuk energi listrik alternatif lestari, melainkan tetap memakai energi fosil, yaitu batu bara, yang satu saat pasti habis dan menyisakan residu.


Kalla juga baru saja kembali ke Tanah Air dari melawat ke Jepang.


"Jadi kami akan membuat perusahaan baru di sini dan sekarang kami sedang mencari investor di Indonesia. Kami punya nilai uang yang besar untuk diinvestasikan dalam kerja sama ini," kata Shigehisa, di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu.


Dia menjelaskan rencana pembangunan pembangkit listrik tersebut akan sepenuhnya menggunakan sumber daya alam dan sumber daya manusia dari Indonesia.


Untuk sumber daya alamnya, lanjut Shigehisa, menggunakan batu bara yang melimpah diproduksi di Indonesia.


"Karena batu bara yang diproduksi di Indonesia tidak digunakan sama sekali dan batu bara Indonesia yang berkualitas tinggi malah diekspor ke China dan negara-negara lain. Maka dari itu kami akan berusaha membangun generator listrik sebaik mungkin," lanjutnya.


Selain itu, tenaga kerja yang akan mengoperasikan pembangkit listrik tersebut seluruhnya berasal dari Indonesia yang sebelumnya diberikan pelatihan di Jepang.


"Semua teknisinya nanti adalah orang Indonesia, kami hanya membawa mereka ke Jepang dan meminta mereka tinggal di sana selama satu tahun untuk dilatih dan kami kembalikan lagi ke sini. Lebih dari 700 teknisi Indonesia sudah bekerja sangat bagus, mereka dilatih di Jepang oleh JGC Jepang," jelasnya.


JGC merupakan perusahaan Jepang yang bergerak di bidang minyak dan gas dan telah memiliki kantor perwakilan di Indonesia yang disebut JGC Indonesia.

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015