Trenggalek (ANTARA News) - Mayoritas sekolah menengah atas (SMA/SMK) di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, tidak siap menggelar ujian nasional (UN) secara online sebagaimana program pemerintah, karena keterbatasan sarana dan prasarana pendukung, seperti komputer serta akses internet.

"Kami sudah mengajukan lima sekolah, tapi sementara yang mendapat rekomendasi baru satu, yakni SMK Negeri 1 Pogalan," kata Kasi Kurikulum Dinas Pendidikan Kabupaten Trenggalek, Sunarya, di Trenggalek, Selasa.

Ia menjelaskan, kepastian itu diperoleh pihak Dinas Pendidikan Trenggalek setelah tim verifikasi dari Kemendikbud datang ke daerah mereka dan melakukan pemeriksaan kesiapan sekolah yang diusulkan.

"Tapi hanya satu sekolah itu yang dilakukan verifikasi, lainnya tidak," tuturnya.

Sunarya mengakui, SMKN 1 Pogalan memang terhitung paling siap untuk menyelenggarakan UN online.

Hal ini bisa ditilik dari sarana dan prasarana sekolah itu yang sudah cukup lengkap dan memadai. "Pandangan kami seperti itu," ujarnya.

Kendati begitu, lanjut Sunarya, pandangan itu harus disinkronkan dengan hasil penilaian tim verifikasi, sehingga apapun tetap bisa terjadi selama hasil penilaian belum turun.

Menurut dia, keputusan mengenai sekolah yang ditunjuk sebagai percontohan pelaksanaan UN online sepenuhnya menjadi kewenangan pemerintah pusat, meski tetap mengacu berdasar rekomendasi dari Pemprov Jawa Timur.

"Saat ini tinggal menunggu hasilnya seperti apa," ujarnya.

Ujian nasional sesuai jadwal digelar April, sehingga saat ini pihaknya meminta kepada seluruh siswa khususnya jenjang SMP-SMA untuk mempersiapkan diri.

Di Trenggalek, UN akan digelar di 162 sekolah tingkat menengah, yakni 78 SMP dengan jumlah peserta 7.988 siswa, 20 MTs (1.277 siswa), dua SMP-LB (11 siswa), empat paket B (59 siswa), 16 SMA (2.428 siswa), 11 MA (875 siswa), satu SMA-LB (7 siswa), delapan program Kejar Paket C (8 siswa), dan 22 SMK (3.313 siswa).

Pewarta: Destyan HS
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015