Jakarta (ANTARA News) - Ketua Komisi VIII DPR Saleh Partaonan Daulay mengimbau kepada media massa agar pemberitaan tentang keberadaan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) tidak menyinggung umat beragama di Indonesia.
"Ada beberapa orang menelepon saya. Mereka keberatan bila ISIS diidentikan dengan Islam. Karena itu, mereka meminta ilustrasi pemberitaan tentang ISIS tidak dikaitkan dengan Islam dan umat Islam di Indonesia," kata Saleh Partaonan Daulay melalui pesan singkat di Jakarta, Selasa.
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengatakan terdapat beberapa media yang mengilustrasikan gerakan ISIS identik dengan Islam. Padahal, ISIS murni gerakan politik yang menggunakan terminologi dan simbol-simbol Islam dalam memperluas kekuasaan dan jaringannya.
Menurut Saleh, keberatan sebagian masyarakat terhadap pemberitaan tentang ISIS yang mengidentikan dengan Islam di Indonesia cukup beralasan karena mayoritas umat Islam Indonesia menolak paham dan ideologi ISIS.
"PBNU, PP Muhammadiyah dan ormas-ormas Islam besar lainnya telah menyatakan menolak ISIS dan secara aktif mengingatkan anggotanya agar tidak terpengaruh," tuturnya.
Sikap ormas-ormas Islam itu, kata Saleh, telah merepresentasikan penolakan resmi umat Islam Indonesia terhadap paham dan ideologi ISIS.
"Semua pihak memerlukan media. Namun, kearifan pengelola media juga penting agar tidak menimbulkan keresahan di masyarakat. Karena itu, pemberitaan tentang ISIS perlu didudukkan dalam konteks politik, bukan agama," katanya.
Walaupun tampaknya sederhana, tetapi Saleh berpendapat hal tersebut sangat penting untuk diperhatikan. Apalagi, saat ini pemberitaan mengenai ISIS mendapat proporsi yang cukup besar.
"Jangan sampai niat baik media justru disalahtafsirkan oleh masyarakat," ujarnya.
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015