Jakarta (ANTARA News) - Misi Pembelian (Buying Mission) yang diinisiasi Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan berhasil mencatatkan transaksi sebesar 1,3 juta dolar AS untuk produk furnitur dengan perusahaan asal Jerman, Index Living GmbH.
"Di tengah maraknya isu global tentang lingkungan yang bergerak ke arah environmentally friendly dan sustainable of trade, Indonesia mampu membuktikan daya saing produknya melalui dokumen V-Legal," kata Direktur Pengembangan Promosi dan Citra Kemendag, Pradnyawati, dalam siaran pers yang diterima, Selasa.
Pradnyawati juga menjelaskan bahwa Kemendag melalui Ditjen PEN kembali melaksanakan misi pembelian dengan importir furnitur asal Jerman, Index Living GmbH, yang telah melakukan kontrak pembelian produk senilai 1,3 juta dolar AS dengan lima perusahaan furnitur Indonesia pada pekan lalu.
Perusahaan asal Cirebon yang berbasis rotan, House of Rattan, hanyalah salah satu perusahaan yang menandatangani kontrak tahun ini. Perusahaan lainnya adalah Yogya Indo Global (Yogyakarta), Woodwork Interior (Jepara), dan Nuansa Kayu Bekas (Solo).
"Salah satu pertimbangan utama Index Living untuk tetap mengimpor dari Indonesia adalah karena produk-produk Indonesia berstandar kualitas tinggi, ramah lingkungan, dan sesuai dengan preferensi konsumen di Jerman," tutur Pradnyawati.
Menurut Pradnyawati, misi pembelian merupakan salah satu skema promosi yang disediakan Kemendag untuk membantu dunia usaha dengan mendatangkan buyers ke Indonesia agar dapat melakukan kesepakatan atau transaksi dagang dalam rangka ekspor.
Upaya tersebut dilakukan melalui kerjasama Ditjen PEN dengan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Hamburg.
Indonesia menduduki peringkat ke-19 dunia sebagai negara eksportir furnitur. Pada 2014, total ekspor furnitur Indonesia mencapai nilai 1,78 miliar dolar AS.
Meski selama periode 2010-2014 ekspor furnitur Indonesia mengalami tren negatif 1,46 persen, peningkatan nilai setahun terakhir ini cukup menggembirakan, yaitu sebesar 2,18 persen.
Jerman sendiri menduduki posisi keempat sebagai negara tujuan ekspor furnitur dengan nilai 80,8 juta dolar AS dan share sebesar 4,53 persen.
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015