Jakarta (ANTARA News) - Pameran universal non-komersial "World Expo Milano (WEM) 2015" yang akan berlangsung pada 1 Mei--31 Oktober diharapkan menjadi ajang untuk memperkenalkan produk unggulan Indonesia ke pasar dunia, khususnya Eropa.
"Lebih luas lagi, ini akan membuka kesempatan lebih besar untuk memperkenalkan potensi dan meningkatkan perdagangan berbagai sektor unggulan Indonesia di Eropa, khususnya dan mancanegara," kata Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa.
Rachmat mengatakan, dalam pameran yang akan digelar di Milan, Italia tersebut, Kementerian Perdagangan bersama Kementerian Koordinator Kemaritiman serta Koperasi Pelestarian Budaya Nasional (KPBN) akan meluncurkan Paviliun Indonesia dengan tema besar "Stage of The World".
Paviliun Indonesia memiliki beberapa program utama yang diharapkan mampu menjadi daya tarik dalam WEM 2015 seperti, "World Ocean Day", "Indonesia National Day", dan "Indonesia Coffee Week".
Sementara tema "Stage of The World" dipilih untuk menunjukkan kepada dunia keistimewaan dari Indonesia sebagai panggung dunia, di mana semua jenis kekayaan alam dan warisan budaya ada di dalamnya mulai dari kekayaan alam, hasil laut, kreativitas, ragam budaya, hingga harmonisnya perbedaan umat beragama.
"Apresiasi tinggi kami sampaikan kepada berbagai pihak atas kepercayaan dan komitmennya dalam bersama-sama memperkenalkan, mengembangkan, mempromosikan produk dan jasa unggulan, serta potensi Indonesia lainnya melalui WEM 2015," ujar Rachmat.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan, Nus Nuzulia Ishak mengatakan bahwa dengan adanya WEM 2015 tersebut, diharapkan mampu meningkatkan surplus Indonesia ke Uni Eropa.
"Arahnya meningkatkan surplus neraca perdagangan dengan Uni Eropa, di mana saat ini ekspor ke Uni Eropa kurang lebih sebesar 16,8 miliar dolar AS, dan kita mengantongi surplus 4,2 miliar dolar AS," tutur Nus.
Ia mengatakan, dengan adanya pameran tersebut kinerja ekspor Indonesia diharapkan minimal mampu naik sebesar 20 persen pada tahun berikutnya, mengingat saat ini pertumbuhan ekspor Indonesia ke Uni Eropa cukup positif.
"Dengan target menteri yang cukup besar, minimal kita ada kenaikan 20 persen," ucap Nus.
Dia menjelaskan, saat ini ekspor ke Uni Eropa sebesar 16,8 miliar dolar AS dan pada tahun 2019 nanti, ekspor ditargetkan mencapai 50 miliar dolar AS.
Dalam pameran tersebut, paviliun Indonesia didesain berbentuk bubu ikan dengan luas 1.175 meter persegi dan terdiri dari area "The New Indonesia", di mana pengunjung akan melihat Indonesia masa kini melalui tampilan multimedia yang berisi display 70 tahun Indonesia, Pangan, Energi, Kemaritiman, dan Kebudayaan.
Kemudian, pada area kedua melibatkan teknologi Oculus yang membuat pengunjung seolah memperoleh pengalaman berkunjung ke Indonesia dengan metode "augmented reality".
Sedangkan di area ketiga, atau ampitheater pengunjung dapat melihat ataupun mendengar serta merasakan langsung berbagai atraksi penampilan berbagai produk budaya Indonesia.
Selain Indonesia, terdapat 146 negara peserta lainnya yang berpartisipasi pada kegiatan yang digelar di atas tanah seluas 110 hektare di kawasan Rho, sebelah barat Milan, Italia.
Expo tingkat dunia yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali oleh International Exhibitons Bureau (BIE) ini diprediksi akan mendatangkan 64 juta pengunjung selama 6 bulan penyelenggaraan.
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015