... semuanya masih mengandalkan bahan baku impor...
Yogyakarta (ANTARA News) - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta meminta pemerintah segera menstabilkan kembali nilai tukar rupiah terhadap dolar AS karena telah berdampak signifikan terhadap biaya produksi rata-rata industri di Yogyakarta.

"Bayangkan sekarang nilai tukar sudah menyentuh Rp13.000 lebih terhadap dolar AS. Kalau ini berlangsung lama kami akan terpuruk," kata Ketua Badan Pengurus Daerah (BPD) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) DIY, Henry Ardiyanto, di Yogyakarta, Selasa.

Dia mengatakan hampir sebagian besar industri di DIY baik yang bersekala kecil maupun menengah mulai dari industri konveksi, aneka kerajinan, hingga batik terdampak merosotnya nilai tukar rupiah. Hal itu disebabkan sebagian besar masih mengandalkan bahan baku impor. 

"Hampir semuanya masih mengandalkan bahan baku impor," kata dia.

Sementara di sisi lain, menurut dia, turunnya nilai tukar rupiah tersebut juga tidak serta merta memberikan angin segar bagi pelaku ekspor di DIY, sebab situasi pasar internasional khususnya AS dan Eropa masih belum mendukung.

"Ekspor tidak langsung naik luar biasa. sampai saat ini biasa-biasa saja," kata dia.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015