Surabaya (ANTARA News) - Panglima TNI Jenderal TNI Dr Moeldoko mengingatkan peserta Pendidikan Reguler (Dikreg) XLII Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI Tahun 2015 terhadap adanya perkembangan realisme berupa pelemahan terhadap kekuatan negara.
Hal itu dikemukakan Panglima TNI saat membuka pendidikan reguler Sesko TNI di Aula Sesko TNI Bandung, Jawa Barat, demikian keterangan pers dari Pusat Penerangan TNI yang diterima Antara, Selasa.
"Saat ini ada kekhawatiran penguatan militerisme yang disuarakan 1-2 elemen masyarakat terhadap banyaknya MoU TNI dengan Kementerian atau Lembaga," katanya kepada 150 peserta pendidikan yang dibuka sejak Senin (16/3) dan akan berlangsung selama sembilan bulan itu.
Menurut dia, hal itu merupakan realisme pemikiran untuk mengkotak-kotakan dalam menangani permasalahan bangsa, yang juga hanya melihat hitam putih dengan tendensius untuk memisahkan TNI dari pemerintah dan rakyat, tanpa melihat realisme yang berkembang.
"Tugas realisme yang ditetapkan undang-undang untuk TNI adalah mengatasi aksi terorisme; mengamankan wilayah perbatasan; dan mengamankan objek vital nasional yang bersifat strategis," katanya.
Selain itu, membantu tugas pemerintahan di daerah, membantu Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam rangka tugas keamanan dan ketertiban masyarakat, membantu menanggulangi akibat bencana alam; dan pengungsian.
Berikutnya, pemberian bantuan kemanusiaan, membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (search and rescue), serta membantu pemerintah dalam pengamanan pelayaran dan penerbangan terhadap pembajakan, perompakan, dan penyelundupan, adalah tugas yang realismenya telah ditetapkan oleh undang-undang.
"Jadi, TNI memiliki perspektif realisme bahwa negara masih merupakan satu-satunya aktor utama dalam hubungan internasional dan negara adalah sebagai kekuatan yang paling tinggi," kata Jenderal TNI Moeldoko.
Dalam kaitan tersebut, Panglima TNI mengingatkan kepada para siswa Sesko TNI 2015 untuk tidak terpengaruh oleh pemikiran kontra-realisme dan isu kondisionalitas, yang mencoba lagi memisahkan TNI dan rakyat.
"TNI akan melanjutkan tugas sesuai yang digariskan oleh undang-undang dan kebijakan pemerintah. TNI dan para perwira di dalamnya tidak boleh berpolitik praktis, tetapi manakala dalam membangun bangsa ini ada komponen yang meminta bantuan, TNI tabu untuk menolaknya, karena tugas bantuan itupun adalah amanah undang-undang," katanya.
Ke-150 Perwira Siswa (Pasis) yang menjadi peserta pendidikan itu terdiri dari Perwira Menengah (Pamen) TNI dan Polri berpangkat Kolonel, 61 Pamen dari TNI AD, 40 Pamen TNI AL, dan 40 Pamen TNI AU.
Selain itu, dua Pamen Polri serta tujuh Pasis dari mancanegara yang masing-masing satu orang dari Mali, Saudi Arabia, Korsel, Thailand, Singapura, Malaysia dan Australia.
"Kerja sama antarnegara dapat dilakukan untuk kepentingan negara dan juga untuk mengumpulkan kekuatan dengan tujuan utama guna mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara, serta terciptanya stabilitas dan keseimbangan dunia internasional," kata Panglima TNI.
Selain itu, Panglima TNI juga menekankan kepada para siswa untuk terus mengembangkan dan meningkatkan kapasitas serta kapabilitas diri siswa, yang dijiwai prinsip dan semangat membangun interoperabilitas TNI dengan mengeliminasi ego sektoral.
"Itu karena tantangan ke depan menuntut kompetensi individu dalam konteks Interoperability Triservice atau Trimatra Terpadu dengan mengeliminasi ego sektoral, karena dengan ketiga hal tersebut TNI dapat melaksanakan tugas yang diembankan negara dan pemerintah," katanya.
Dalam konteks akademis, Panglima TNI berharap kajian-kajian strategis terhadap kondisi faktual saat ini dan kecenderungannya, harus menjadi atensi dengan porsi yang memadai, karena setelah para Perwira selesai dari pendidikan ini akan menghadapi realisme tugas yang sesungguhnya.
Dalam rangkaian kunjungan kerja ke wilayah Garnisun Tetap II/ Bandung-Cimahi itu, Panglima TNI juga sempat meresmikan "Wisma Bela Negara Siliwangi" dan menyaksikan lomba tembak runduk senapan kaliber 7,62 mm jarak 600 M yang diikuti oleh tiga tim dari TNI AD, TNI AL dan TNI AU.
(E011)
Pewarta: Edy M Ya'kub
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2015