Washington (ANTARA News) - Kepemilikan Tiongkok atas obligasi pemerintah AS turun untuk bulan kelima berturut-turut pada Januari, data yang dirilis oleh Departemen Keuangan AS menunjukkan pada Senin.
Tiongkok, pemegang asing terbesar surat utang negara AS, mengurangi kepemilikannya sebesar 5,2 miliar dolar AS menjadi 1,2391 triliun dolar AS pada Januari.
Sementara itu, Jepang, pemegang terbesar kedua, menaikkan kepemilikannya atas obligasi pemerintah AS sebesar 7,7 miliar dolar AS menjadi 1,2386 triliun dolar AS. Jepang terakhir mengungguli Tiongkok sebagai pemegang surat utang negara AS pada 2008.
Defisit neraca modal Tiongkok melebar tajam pada kuartal terakhir 2014 menjadi 91,2 miliar dolar AS, dibandingkan dengan kuartal ketiga sebesar sembilan miliar dolar AS.
Pelebaran defisit tersebut telah memicu kekhawatiran tentang arus keluar modal besar-besaran dari negara itu, karena pertumbuhan ekonomi melambat.
Karena Tiongkok secara bertahap bergerak untuk membuat mekanisme devisa lebih berorientasi pasar, struktur "surplus perdagangan dan arus modal" akan menjadi semakin normal, State Administration of Foreign Exchange (SAFE) Tiongkok mengatakan dalam sebuah laporan.
Beberapa ekonom mengatakan, selera untuk membeli aset-aset dolar telah melemah sejalan dengan berkurangnya intervensi pemerintah di pasar valuta asing.
SAFE menegaskan aliran modal keluar masih "moderat dan terbatas" serta likuiditas di pasar valuta asing tetap "cukup."
Demikian diberitakan Xinhua.
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2015