Jakarta (ANTARA News) - Neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2015 kembali surplus sebesar 0,74 miliar dolar AS, setara Rp9,62 triliun (kurs Rp13.00), relatif stabil dibanding surplus Januari 2015 sebesar 0,75 miliar dolar AS atau Rp9,75 triliun.
"Pencapaian tersebut ditopang oleh surplus neraca migas maupun nonmigas," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara dalam pernyataan resmi di laman BI, Jakarta, Senin.
Neraca perdagangan migas mencatat surplus sebesar 0,17 miliar dolar AS atau Rp2,21 triliun, lebih baik dibanding bulan sebelumnya yang mengalami defisit sebesar 0,03 miliar dolar AS atau Rp390 miliar.
Surplus neraca migas disebabkan oleh penurunan impor migas sebesar 18,7 persen (mtm), yang melampaui penurunan ekspor migas sebesar 8,8 persen (mtm). Penurunan impor migas tersebut dipicu oleh turunnya impor hasil minyak dan minyak mentah.
Sementara itu, ekspor migas juga mengalami penurunan, disebabkan oleh penurunan ekspor gas dan ekspor hasil minyak.
Meskipun lebih rendah daripada bulan sebelumnya, neraca perdagangan nonmigas pada Februari 2015 masih mencatat surplus sebesar 0,57 miliar dolar AS atau Rp7,41 triliun. Ekspor nonmigas tercatat turun 7,8 persen (mtm) terutama terjadi pada ekspor perhiasan/permata, alas kaki, bahan bakar mineral, serta lemak dan minyak hewan/nabati.
Di sisi lain, ekspor nonmigas untuk kendaraan dan bagiannya mengalami peningkatan. Sementara itu, impor nonmigas juga turun 6,3 persen (mtm), terutama disebabkan oleh turunnya impor mesin dan peralatan mekanik , mesin dan peralatan listrik, serta besi dan baja.
"Bank Indonesia memandang kinerja neraca perdagangan Februari 2015 tersebut akan berdampak positif terhadap kinerja transaksi berjalan triwulan I-2015. Bank Indonesia memperkirakan struktur neraca perdagangan Indonesia kedepan akan lebih sehat dan semakin mendukung proses pemulihan keseimbangan eksternal Indonesia," ujar Tirta.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015