Berlin (ANTARA News) - Perdana menteri Israel Ehud Olmert, kemarin, menyebut negaranya sebagai salah satu pemilik bom nuklir, sebelum kemudian juru bicara resminya mengeluarkan bantahan. "Kami tidak pernah mengancam negara manapun dengan pemusnahan," kata Olmert di siaran televisi Jerman N24 Sat1. "Iran, secara terbuka, tegas, dan luas, mengancam menghapus Israel dari peta. Dapatkah anda bayangkan ini setara, jika mereka menginginkan memiliki senjata nuklir seperti Perancis, AS, Russia dan Israel?," tanyanya. Juru bicara perdana menteri Israel, Miri Eisin mengatakan, Olmert, yang pada Senin memulai kunjungan ke Berlin, tidak bermaksud menyatakan negara Yahudi itu salah satu pemilik senjata nuklir. "Israel tidak akan menjadi negara pertama yang mengenakan senjata nuklir di kawasan Timur tengah," katanya dengan menggunakan kalimat yang sudah jadi standar bagi "politik ambigu" yang sejak dulu dipegang Israel tentang apakah mereka punya senjata nuklir. Komentar Olmert mendatangkan berbagai komentar di Israel. Oposisi sayap kanan dari partai Likud, Yuval Steinitz, minta Olmert mengundurkan diri karena "salah ucap yang tidak bertanggungjawab yang menyebabkan pertanyaan terhadap politik yang sudah berjalan hampir setengah abad." Yossi Beilin dari sayap kiri, menyebut "komentar mengejutkan dari Ehud Olmert hanyalah menyebabkan makin kuatnya keraguan terhadap kemampuannya untuk tetap menjadi perdana menteri." Mantan duta besar Israel untuk Washington, Sabtu "menyayangkan" calon menteri pertahanan Amerika Serikat Robert Gates yang menyebut Israel adalah negara yang punya senjata nuklir. "Ini adalah ucapan yang disayangkan," kata Danny Ayalon di televisi Israel. Pengakhiran politik ambigu kemampuan nuklir Israel tidak tergantung kepada Washington, katanya sambil menunjuk fakta bahwa Israel tidak pernah mengkonfirmasi kepemilikan senjata nuklir, demikian AFP.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006