"Nilai impor mencapai 11,55 miliar dolar AS atau turun 8,42 persen jika dibanding Januari 2015. Sementara, jika dibandingkan Februari 2014 lalu mengalami penurunan sebesar 16,24 persen," kata Kepala BPS Suryamin dalam jumpa pers di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan, untuk impor nonmigas Februari 2015 mencapai 9,83 miliar dolar AS atau turun 6,34 persen dibanding Januari 2015 yang 10,49 miliar dolar AS. Bila dibanding Februari 2014 maka turun 4,86 persen.
Nilai impor nonmigas terbesar pada Februari 2015 adalah golongan barang mesin dan peralatan mekanik dengan nilai 1,82 miliar dolar AS, turun 10,29 persen dibanding impor golongan barang yang sama Januari 2015.
Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Februari 2015 ditempati oleh Tiongkok dengan nilai 2,51 miliar dolar AS atau 25,52 persen, disusul Jepang senilai 1,26 miliar atau 12,79 persen, dan Thailand 710 juta dolar AS atau 7,19 persen.
Sementara impor nonmigas dari ASEAN mencapai pangsa pasar 20,84 persen, sementara dari Uni Eropa 7,70 persen.
Untuk impor migas pada Februari 2015 mencapai 1,72 miliar dolar AS atau turun 18,70 persen dibanding Januari 2015, yang sebesar 2,11 miliar dolar AS. Demikian pula jika dibanding Februari 2014 turun 50,26 persen.
Secara kumulatif, impor pada periode Januari-Februari 2015 mencapai 24,16 miliar dolar AS atau mengalami penurunan sebesar 15,83 persen, di mana tercatat pada periode yang sama di tahun 2014 lalu impor sebesar 28,70 miliar dolar AS.
Nilai impor golongan barang konsumsi juga mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2014 lalu sebesar 14,59 persen, bahan baku/penolong sebesar 15,88 persen, dan barang modal sebesar 16,05 persen pada periode Januari-Februari 2015.
Neraca perdagangan pada Februari 2015 mampu mengantongi surplus sebesar 738,3 juta dolar Amerika Serikat, dengan kinerja ekspor sebesar 12,29 miliar dolar AS sementara impor sebesar 11,55 miliar dolar AS.
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015