Pagi tadi jam delapan, saya dikabarkan oleh Pino Bahari (anak pertama Daniel) bahwa beliau telah meninggal dunia karena serangan jantungJakarta (ANTARA News) - Mantan petinju sekaligus promotor dan pelatih tinju Indonesia, Daniel Bahari, tutup usia Senin pagi pukul 06.00 Wita akibat serangan jantung.
"Pagi tadi jam delapan, saya dikabarkan oleh Pino Bahari (anak pertama Daniel) bahwa beliau telah meninggal dunia karena serangan jantung," kata Humas Pengurus Pusat Persatuan Tinju Amatir Indonesia (PP Pertina) Finon Manullang di Jakarta, Senin.
Finon mengatakan Daniel yang meninggal dunia dalam usia 67 tahun ini sudah lima tahun mengidap penyakit jantung.
Dikutip dari situs resmi tinju Indonesia, mantan petinju kelas ringan itu mengalami serangan jantung di rumahnya di Denpasar, Bali dan nyawanya tidak bisa tertolong.
Jenazah Daniel saat ini sudah dibawa ke sebuah rumah duka di Jalan Cargo, Denpasar dan sesuai rencana akan dimakamkan Kamis pagi waktu setempat.
"Saya dan teman-teman tinju rencananya sampai di Bali hari Rabu untuk mengucapkan bela sungkawa terhadap keluarga yang ditinggalkan," kata Finon.
Daniel yang aktif sebagai promotor tinju nasional lewat Gelar Tinju Profesional Indosiar (GTPI) ini mengalami masalah pada jantungnya selama lima tahun terakhir dan mulai membaik setelah menjalani pengobatan.
"Jumat lalu, Daddy baru saja menjalani operasi kaki bengkak bernanah," kata putra tertua Daniel Pino Bahari seperti dikutip dari tinjunews.com.
Selain sebagai petinju, Daniel sukses mencetak sejumlah petinju kelas dunia lewat jalur promotor, salah satunya Chris John yang berhasil merebut gelar juara dunia kelas bulu World Boxing Association (WAB) di Bali pada 2003.
Pria kelahiran Denpasar 23 Maret 1948 ini juga mengalirkan bakat tinju pada keempat anaknya, yakni Pino, Nemo, Dauddy dan Champ Bahari, dengan prestasi yang membanggakan.
Anak tertuanya, Pino Bahari, meraih medali emas di Asian Games 1990 di Beijing dan kini mengikuti jejak sang ayah sebagai promotor tinju.
Nemo Bahari pernah meraih medali perak kejuaraan tinju amatir pada 1995 di Kazakhstan, sedangkan Dauddy menjadi juara Pan Asian Boxing Association (PABA) kelas welter junior pada 2003-2007.
Sementara itu, Champ yang juga menjadi petinju amatir Indonesia, meninggal dalam usia muda, 21 tahun, karena komplikasi paru-paru.
Di masa tuanya, Daniel lebih banyak menghabiskan waktu di rumah bersama keluarga terutama setelah GTPI tutup sekitar lima tahun lalu.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015