Yogyakarta (ANTARA News) - Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian Kota Yogyakarta bersama Bulog Divisi Regional DIY siap menggelontorkan 16 ton beras untuk keperluan operasi pasar pekan ini.
"Kegiatan operasi pasar akan dilakukan melalui kecamatan dimulai dari Kecamatan Umbulharjo pada Selasa (17/3) dengan dua ton beras," kata Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) Kota Yogyakarta Suyana di Yogyakarta, Senin.
Kegiatan operasi pasar akan diteruskan di 13 kecamatan lain yang ada di Kota Yogyakarta pada hari berikutnya dengan jumlah beras yang berbeda-beda antara satu hingga dua ton per kecamatan.
Saat operasi pasar, beras akan dijual dengan harga Rp7.400 per kilogram atau lebih mahal dibanding harga jual beras saat operasi pasar sebelumnya yaitu Rp6.800 per kg.
"Harga jual beras lebih mahal karena pada operasi pasar kali ini sudah tidak ada subsidi untuk biaya operasionalnya," katanya.
Meskipun dijual dengan harga lebih mahal, lanjut Suyana, pihaknya tetap berharap agar masyarakat dapat memanfaatkan operasi pasar tersebut untuk memperoleh beras berkualitas baik dengan harga yang lebih murah.
Harga jual beras di sejumlah pasar tradisional di Kota Yogyakarta berangsur-angsur turun. Beras kualitas medium kini dijual dengan harga antara Rp9.500 per kg hingga Rp10.000 per kg.
"Harga jual beras kualitas medium diharapkan bisa turun ke harga normal yaitu sekitar Rp8.600 per kg karena di beberapa daerah juga sudah mulai panen padi," katanya.
Suyana mengatakan, operasi pasar sengaja dilakukan di kecamatan dengan harapan dapat langsung dimanfaatkan oleh masyarakat dan tidak dimanfaatkan oleh pedagang beras untuk membeli beras dalam jumlah banyak.
"Pada operasi pasar sebelumnya, banyak pedagang yang justru memanfaatkannya karena beras dijual di pasar tradisional. Masyarakat umum justru tidak banyak yang memanfaatkannya," katanya.
Ia menegaskan, tidak akan membatasi pembelian beras oleh masyarakat. "Tidak ada batasan pembelian, dan seluruh masyarakat bisa membelinya. Tidak terbatas untuk warga yang memiliki kartu menuju sejahtera (KMS) saja," katanya.
Selama operasi pasar juga akan dilakukan evaluasi penyerapan beras oleh masyarakat. "Saat operasi pasar serupa digelar di Bantul, penyerapannya hanya 60 persen. Penyerapan beras ini untuk mengetahui apakah masih diperlukan operasi beras atau tidak," katanya.
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015