Jakarta (ANTARA News) - Lebih dari dua juta orang pasien gagal ginjal di seluruh dunia meninggal dini setiap tahunnya karena tidak mendapatkan perawatan, menurut sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam Jurnal The Lancet, 13 Maret.

Menurut jurnal tersebut, sebagian besar yang meninggal dini tersebut berasal dari wilayah Tiongkok, India, Indonesia, Pakistan dan Nigeria, dan hanya seperempat pasien gagal ginjal yang menerima perawatan.

Berdasarkan analisa data dari 123 negara yang melibatkan 93 persen populasi di dunia pada 2010, para peneliti menemukan sekitar lima juta hingga 10 juta pasien gagal ginjal membutuhkan dialisis atau transplantasi ginjal.

Dari jumlah tersebut hanya 2,6 juta pasien yang menjalani perawatan, sekitar 78 persen di antaranya melakukan dialisis.

Dari jumlah yang melakukan dialisis, 93 persen tinggal di negara yang pendapatannya menengah ke atas.

"Biaya dialisis yang tinggi tak terjangkau mereka yang paling banyak membutuhkannya," ungkap peneliti studi dari University of Sydney, Australia, Vlado Perkovic. Perkovic, menduga jumlah orang yang membutuhkan dialisis akan melebihi lima juta orang pada 2030 mendatang.

",... Dibutuhkan dialisis dengan biaya yang lebih murah serta program pencegahan untuk mengatasi faktor risiko penyakit ginjal stadium akhir, termasuk diabetes, tekanan darah tinggi dan obesitas" kata Perkovic, seperti dilansir laman WebMD.

Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015