Jakarta (ANTARA News)- Direktur LSI, Denny JA, menyebutkan hasil perhitungan sementara yang menunjukkan suara terbanyak bagi pasangan Irwandi Yusuf-M. Nazar sebagai cagub/cawagub Aceh berdasarkan hasil perhitungan cepat LSI- Jaringan Isu Publik (JIP) merupakan hal yang mengejutkan, karena Irwandi bukan tokoh yang sangat populer di Aceh. "Sepuluh hari sebelum Pilkada, suatu hasil survei lainnya menujukkan Pilkada akan berlangsung dua putaran karena tidak ada tokoh yang terlalu menonjol. Hasil survei LSI juga hampir sama dengan itu, namun tetap mempertimbangkan faktor 30 persen pemilih yang belum menentukan hasilnya," katanya di Banda Aceh, Selasa. Karena bukan tokoh yang sangat populer, Denny menyebutkan adanya kemungkinan faktor lain yang menyebabkan pasangan Irwandi-Nazar untuk sementara ini memenangi Pilkada berdasarkan perhitungan cepat (quick count), terutama faktor dukungan dana dan penggunaan pakaian adat Aceh. Menurut Denny, pasangan Irwandi-Nazar dalam pawai maupun di kertas suara menggunakan pakaian adat Aceh, sementara pasangan lainnya menggunakan pakaian hitam-hitam. "Karena masyarakat masih kurang well-informed, otomatis akan lebih simpatik dengan penggunaan pakaian adat Aceh itu," katanya. Karena Irwandi Jusuf bukan orang partai, dan maju dalam Pilkada sebagai tokoh independen, maka ada beberapa masalah pemerintahan yang dihadapinya jika akhirnya ditetapkan sebagai pemenang Pilkada berdasarkan perhitungan KIP. Faktor pertama adalah membangun efektivitas pemerintahan bersama DPRD NAD, terutama dalam hal anggaran dan pengawasan, dan pembangunan kerangka atau platform politik Aceh karena tidak semua masyarakat Aceh itu pendukung GAM, sementara GAM itu ada yang tinggal di luar negeri dan ada yang di Aceh. Untuk membangun Aceh, Denny menyarankan tiga hal yang perlu segera diperhatikan usai Pilkada, yakni tetap menghormati semangat kesepakatan damai Helsinki, menerima hasil Pilkada siapa pun pemenangnya, dan kepala daerah terpilih perlu segera membangun platform politik bersama DPRD setempat. Hasil perhitungan cepat LSI-JIP memperlihatkan pasangan Irwandi-Nazar mendapatkan hasil penghitungan suara yang mutlak dibandingkan kandidat lain, yaitu 39,27 persen, sementara pasangan Humam Hamid-Hasbi Abdullah memperoleh 16,17 persen, Malik Raden-Sayed Fuad Zakaria 13,96 persen dan Azwar Abubakar-M Nasir Djamil 11,07 persen. Kemudian, pasangan Ghazali Abbas-Salahuddin Alfata yang pernah diprakirakan akan memperoleh suara cukup signifikan hanya mendapat 7,47 persen, Iskandar Hoesin-Saleh Manaf memperoleh 5,18 persen sedangkan pasangan Tamlicha Ali-Harmen Nuriqmar dan Djali Yusuf-Syauqas Rahmatillah memperoleh tiga persen. Hasil tersebut diperoleh pada 331 Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang diambil secara acak dari 8.471 TPS di 21 kabupaten/kota di NAD dengan tingkat partisipasi pemilih sebanyak 78,95 persen. Sedangkan data yang masuk ke LSI dan JIP hingga pukul 16.45 WIB sebanyak 95,17 persen. Sementara itu, hasil perhitungan sementara KIP, Selasa, menunjukkan bahwa pasangan Irwandi-Nazar sementara masih unggul dalam perolehan sementara dengan meraih suara 62.336 atau 35,74 persen dari 174. 404 suara. Data yang diperoleh dari Komisi Independen Pemilihan (KIP) NAD di Banda Aceh, Selasa, total suara yang masuk pada Senin malam hingga menjelang pukul 00.00 WIB sebanyak 174.404 suara dari enam kabupaten, sedangkan 15 kabupaten/kota lainnya belum mengirimkan ke KIP NAD. Pasangan Irwandi-Nazar dari jalur independen tersebut unggul suara di Kabupaten Aceh Selatan dari enam kabupaten yang telah mengirimkan suaranya, yakni sebanyak 28.896 suara, kemudian Aceh Barat sebanyak 12.365 suara, disusul Kabupaten Aceh Besar 9.163 suara. (*)
Copyright © ANTARA 2006