Indeks harga saham gabungan BEI ditutup melemah 13,37 poin atau 0,25 persen menjadi 5.426,47, sementara kelompok 45 saham unggulan (indeks LQ45) turun 2,71poin (0,29 persen) ke level 942,34.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan bahwa sentimen global yang masih variatif membuat sebagain investor kembali mengambil posisi jual.
"Sentimen yang muncul cenderung masih spekulatif, salah satunya kenaikan suku bunga AS, di tengah kondisi itu pelaku pasar cenderung menghindari pasar dengan melakukan aksi jual di pasar saham," katanya.
Kendati demikian, menurut dia, potensi indeks BEI untuk kembali menguat masih terbuka, hal itu terlihat dari faktor teknikal yang masih bertahan di posisi 5.400 poin. Diharapkan sinyal positif dari faktor teknikal masih bertahan.
Sementara Direktur Pengembangan Pasar Modal BEI Friderica Widyasari Dewi menilai bahwa kondisi pasar modal Indonesia masih cukup stabil meski dibayangi sentimen negatif baik dari global maupun internal.
"Pergerakan IHSG memang sedang anomali, namun kami tetap yakin kinerja pasar modal Indonesia tetap akan positif pada tahun ini," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa dana investor asing di pasar saham yang masih tinggi menunjukan industri pasar modal domestik masih kondusif. Apalagi, orientasi investor bersifat jangka panjang.
Sepanjang hari ini transaksi membukukan frekuensi 232.527 kali dengan volume mencapai 5,33 miliar lembar saham senilai Rp5,43 triliun.
Dari pasar regional, indeks Hang Seng bursa Hong Kong menguat 25,25 poin (0,11 persen) ke 23.823,21, indeks Nikkei naik 263,14 poin (1,39 persen) ke 19.254,25, dan Straits Times melemah 10,83 poin (0,32 persen) ke posisi 3.362,77.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015