Jakarta (ANTARA News) - Taiwan menyampaikan permintaan maaf atas lambannya memberikan informasi dan menangani kasus hilangnya 21 ABK kapal Taiwan yang hilang di Samudera Atlantik dalam perjalanan dari Falkland Island menuju Taiwan.

"Kemarin kita melakukan kontak dengan otoritas di Taiwan, dan kita kembali menyampaikan kepedulian kita, kekecewaan kita terhadap lambannya informasi yang kita peroleh maupun penangannnya. Nah otoritas Taiwan mengatakan, memang ada keterlambatan, dan mereka meminta maaf atas keterlambatan tersebut," kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan, ke depan Indonesia akan bekerja sama dengan Taiwan untuk segera mendapatkan kepastian keberadaan 21 ABK kapal tersebut.

Retno menambahkan, Otoritas Taiwan juga menyampaikan bahwa mereka sudah meminta semua kapal berbedera Taiwan yang berada di sekitar lokasi yang diperkirakan kapal tersebut pada saat hilang kontak berada, untuk membantu mencari melakukan pencarian.

"Otoritas Taiwan juga telah meminta pemerintah Argentina untuk membantu pencarian, dan sudah disetujui oleh pemerintah Argentina untuk membantu pencarian," katanya.

Indonesia juga menyampaikan mengenai masalah kompensasi/hak-hak dari ABK dari Indonesia yang disampaikan dipastikan semua hak ABK akan dijamin.

"Nah secara paralel, Kemenlu bekerja sama dengan Dirjen Hubla dan BNP2TKI yang juga telah melakukan pertemuan dengan agensi yang mempekerjakan atau mengirim ABK-ABK tersebut ke kapal Taiwan tersebut," katanya.

Sejumlah agensi tersebut juga sudah memberi konfirmasi bahwa hak-hak ABK itu akan diberikan sesuai dengan peraturan yang ada.

Kapal Taiwan itu hilang sejak 26 Februari, namun baru diberi tahu secara resmi ke Indonesia pada 9 Maret 2015.

(H016)

Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2015