Jakarta (ANTARA News) - Kesepian dan isolasi diri sama halnya seperti obesitas, bisa menjadi ancaman bagi harapan hidup seseorang, menurut studi terbaru dari Bringham Young University (BYU).
"Efeknya sama jika dibandingkan dengan obesitas, sesuatu yang mendapat perhatian sangat serius. Kita perlu memulai hubungan sosial lebih serius lagi," kata ketua studi, Julianne Holt-Lunstad.
Kesepian dan isolasi sosial dapat memiliki makna yang berbeda. Kesepian misalnya, dapat diartikan sebagai kondisi seseorang yang dikelilingi banyak orang tetapi masih merasa sendirian. Sementara isolasi diri, lebih pada pilihan seseorang untuk sendiri. Kedua hal ini berefek sama pada usia harapan hidup.
Para peneliti mengatakan, hubungan antara kesepian dan risiko kematian pada populasi orang-orang muda lebih besar dibandingkan pada populasi orang yang berusia lebih tua.
Sekalipun orang yang lebih tua lebih cenderung ingin sendirian sehingga menghadapi risiko kematian tinggi, namun kesepian dan isolasi sosial dapat menyebabkan kematian dini pada populasi yang berusia di bawah 65 tahun.
Temuan ini didapat setelah para peneliti menganalisa data berbagai studi kesehatan yang memuat tentang kesepian, isolasi sosial dan hidup sendirian. Jika digabungkan, studi ini menyertakan sekitar tiga juta orang partisipan.
Mereka juga mempertimbangkan variabel-variabel seperti tipe status sosio ekonomi, usia, jender dan kondisi kesehatan.
Hasil studi yang dipublikasikan dalam Jurnal Perspectives on Psychological Science itu memperlihatkan, kesepian menambah risiko kematian. Sementara, koneksi sosial berdampak positif bagi kesehatan. Studi sebelumnya yang juga dilakukan Holt-Lustad dan Smith menunjukkan, risiko kematian akibat kesepian sama tingginya seperti merokok 15 batang sehari dan menjadi pecandu alkohol.
Sebenarnya, saat ini banyak hal yang membuat kita kesepian, salah satunya internet. Sekalipun teknologi ini memungkinkan orang-orang tetap berkomunikasi tak terbatas jarak, namun mereka kehilangan konteks emosional. Demikian seperti dilansir siaran publik Bringham Young University.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015