Surabaya (ANTARA News) - Pebisnis Multi Sektor Karyanto Wibowo menyatakan, untuk membuat Kota Surabaya memiliki masa depan yang lebih baik diperlukan pemimpin yang punya wawasan global.
"Kalau pimpinannya cerdas, maka Surabaya akan bisa lebih baik lagi dari sekarang dan tidak dirasakan hanya untuk warga Surabaya tapi semua masyarakat di Indonesia dan dunia," kata Karyanto Wibowo dalam sebuah diskusi di Surabaya, Kamis.
Menurut Karyanto, Surabaya sebagai kota besar di Indonesia harus bisa jadi penghubung semua wilayah khususnya untuk kawasan Indonesia Timur. "Kalau di Barat sudah dipegang Jakarta, maka di Timur, Surabaya punya peran strategis sebagai penghubung," ujarnya.
Mantan Direktur Utama PD Pasar Surya ini mengatakan, dari sektor ekonomi dan bisnis, masih banyak potensi yang tidak digarap pimpinan kota Surabaya sekarang ini.
"Bukti kalau sektor ekonomi di Surabaya terpuruk, bisa dilihat dari neraca perdagangan Surabaya yang defisit dengan 14 negara. Kalau kondisi itu dibiarkan tanpa segera dicarikan solusi, maka yang akan rugi warga Surabaya," paparnya.
Sebagai pengusaha muda yang berbisnis di banyak sektor, Karyanto memastikan, untuk mengelolah Surabaya jadi lebih baik lagi, tidak perlu orang pintar tapi perlu pemimpin yang punya jiwa seni.
"Sebenarnya untuk mengelolah Surabaya agar bisa lebih baik dari sekarang, perlu orang yang punya jiwa seni sehingga tidak gampang tersulut atau terprovokasi dalam setiap menghadapi persoalan di Surabaya," katanya.
Pengusaha yang juga pernah memimpin BUMD milik Pemkot Surabaya ini mengatakan, dari pengalamannya sebagai konsultan BUMN dan tim ahli presiden di bidang ekonomi, dia sangat paham dengan apa yang harus dilakukan untuk Surabaya ke depan.
Disinggung soal kemungkinannya untuk maju meramaikan bursa Pilwali Surabaya, mantan Direktur Utama PD Pasar Surya itu mengatakan semua bisa saja terjadi.
"Kita lihat saja nanti, karena yang pasti Surabaya ini perlu punya pemimpin muda, bervisi global dan punya kemampuan memanajeman kota lebih inovatif tidak sekedar meneruskan pendahulunya," katanya.
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015