"Rupiah mengalami penguatan secara teknikal terhadap dolar AS setelah mengalami tekanan cukup signifikan pada hari kemarin (Rabu, 11/3)," ujar Analis Pasar Uang PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan bahwa penguatan mata uang rupiah pada Kamis ini juga dipicu oleh Bank Indonesia yang mengambil langkah intervensi di pasar valas domestik meski masih terbatas.
"Diharapkan BI menjaga fluktuasi rupiah agar tetap stabil sehingga tidak dimanfaatkan oleh spekulan di pasar valas," ucapnya.
Ia menambahkan bahwa pemerintah yang mengeluarkan kebijakan agar pelaku usaha melakukan transaksi dalam mata uang rupiah meski suatu produk atau barang berdenominasi dolar AS, dinilai akan efektif bagi kestabilan mata uang domestik.
"Meski implementasi terhadap kebijakan itu masih cukup sulit diterapkan, namun lambat laun akan terlaksana yang akhirnya dapat menjaga rupiah," ucapnya.
Lukman Leong juga masih yakin bahwa ekonomi Indonesia akan tetap tumbuh pada tahun ini, sejalan dengan yang ditargetkan pemerintah yakni sekitar 5,7 persen.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa kekuatan dolar AS akan diuji oleh data penjualan ritel bulan Februari dan data klaim tunjangan pengangguran mingguan yang akan dirilis.
"Hasil data AS yang positif bisa memberikan dorongan penguatan kembali bagi dolar AS," katanya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu (11/3) ini tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.164 dibandingkan hari sebelumnya, Selasa (10/3) di posisi Rp13.059 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015