Kuala Lumpur (ANTARA News) - Malaysia menyatakan tidak ada kamp-kamp pelatihan untuk gerilyawan muslim Thailand di wilayahnya, dan patroli rutin dilakukan untuk menjamin perbatasan aman."Jika ada tuduhan bahwa ada kamp-kamp pelatihan untuk kelompok-kelompok yang dapat mengancam keamanan Thailand selatan, saya dapat menjamin bahwa tidak ada kamp-kamp pelatihan di Malaysia," kata Najib Razak, deputi PM kepada wartawan seperti dikutip kantor berita AFP, Senin."Kami telah mengawasi daerah perbatasan kami. Jika ada para penjahat kami akan dapat mendeteksi mereka," tambahnya.Najib, yang juga menteri pertahanan , mengatakan militer dan polisi sedang nelakukan patroli-patroli rutin untuk menjamin perbatasan utaranya dengan Thailand selatan aman.Surstkabar The Bangkok Post melaporkan 50 wanita Thailand sedang dilatih di Malaysia untuk menggantikan gerilyawan pria yang ditangkap pasukan keamanan di Thailand selatan, di mana terjadi aksi perlawansn kelompok Islam.Mengutip satu sumber intelijen militer Thailand yang tidak disebutkan namanya, suratkabar itu memberitakan para wanita itu dikirim untuk mengikuti pelatihan selama satu bulan di negara bagian Kelantan, Malaysia utara, yang berbatasan dengan Thailand, dilatih dalam membuat bom dan pengumpulan informasi intelijen.Malaysia yang berpenduduk mayoritas beragama Islam bulan lalu membantah satu pernyataan Thaioand bahwa restoran-restoran Thailand di sini mendanai satu gerakan separatis.Penduduk di propinsi-propinsi paling selatan Thailand sebagian besar adalah etnik Melayu dan Muslim, yang memiliki kebudayaan yang sama dengan tetangga mereka di seberang perbatasan itu ketimbang dengan daerah-daerah lain Thailand yang penduduknya sebagian besar beragama Buddha.Deputi Menteri Keamanan Fu ASh Kiew menyebut tuduhan oleh PM Thailand Surayud Chulanont sebagai "tidak berdasar".Kerusuhan separatis dan aksi kekerasan lainnya yang terjadi di wilayah itu sejak Januari 2004 menewaskan lebih dari 1.500 orang.Aksi perlawanan di Thailand selatan itu menjadi satu gangguan besar bagi hubungan bilateral, yang memicu beberapa percekcokkan antara dua pemerintah itu. (*)

Copyright © ANTARA 2006