"Kami akan menambah sedikit jumlah (personel dalam operasi) Barkhane untuk memberi dukungan buat pasukan yang berperang di sekitar Danau Chad," kata Le Drian, sebagaimana dikutip Xinhua.
Menteri tersebut tidak memberi perincian pasti, tapi menyatakan pengurangan 2.000 prajuritnya yang sudah ditempatkan di Republik Afrika Tengah akan membantu penggelaran lebih banyak pasukan buat Barkhane di Afrika Barat.
Di sana anggota Boko Haram berada di belakang banyak serangan mematikan dan telah menjadi ancaman yang meningkat bagi keamanan wilayah tersebut setelah mereka merebut wilayah.
Melalui kemitraan dengan lima negara di Wilayah Sahel-Sahara, Prancis mengirim satu kontingen yang terdiri atas 3.000 prajurit pada Juli 2014 ke Wilayah Sahel guna memerangi gerilyawan fanatik.
"Kami tak bermaksud menjadi bagian dalam perang tersebut, tapi kami memberi dukungan. Apa yang kembali memberi keyakinan mengenai masalah Boko Haram ialah ada keinginan nyata dari negara terkait untuk mengatur diri mereka dan memimpin pertempuran. Itu adalah unsur baru yang kami hargai," kata Le Drian kepada wartawan.
Pada Senin (9/3), serangan militer yang dilancarkan pasukan Chad dan Niger telah menewaskan sebanyak 200 petempur Boko Haram. Militer kedua negara itu merebut kembali kota Damasak di bagian timur-laut Nigeria, kata satu sumber keamanan Chad.
Boko Haram telah menguasai kota di dekat perbatasan Niger itu sejak November. Sebanyak 10 prajurit Chad gugur dan 20 lagi cedera dalam serangan yang mulai dilancarkan pada Minggu (8/3), kata sumber tersebut.
Seorang pejabat Niger di Diffa, yang berada di seberang perbatasan dari Damasak, mengkonfirmasi bahwa kota tersebut telah direbut kembali setelah pertempuran yang berlangsung sengit.
Serangan itu, yang diikuti penambahan pasukan di bagian selatan Niger, membuka satu front baru dalam usaha regional guna mengusir kelompok garis keras tersebut, yang aksinya selama enam tahun telah meluas sampai ke seberang perbatasan Nigeria.
Serangan itu terjadi setelah pemimpin Boko Haram Abubakar Shekau berjanji setia kepada grup ISIS dalam pesan radio pada akhir pekan lalu.
Lebih dari 13.000 orang tewas dan 1,5 juta orang lagi kehilangan tempat tinggal dalam konflik melawan Boko Haram sejak 2009 dan koalisi negara regional merupakan cerminan dari kekhawatiran di wilayah tersebut mengenai keamanan setelah serangan lintas-perbatasan dilancarkan oleh anggota Boko Haram.
(Uu.C003)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015