Jakarta (ANTARA News) - Tim Indonesia meraih dua emas, tiga perak, dan satu perunggu pada ajang International Junior Science Olympiad (IJSO) ke-3 di Sao Paolo, Brazil untuk tingkat SLTP yang berlangsung 3-12 Desember 2006. IJSO tahun 2006 di Sao Paolo Brasil diikuti peserta dari 36 negara antara lain, Taiwan, Korea, Rusia, India, Inggris, Jerman, Belanda, Thailand, dan sebagainya. Materi yang dipertandingkan merupakan gabungan antara mata pelajaran Fisika, Kimia dan Biologi dengan tingkat kesulitan soal dibuat setara SLTA, kata Kepala Pusat Informasi dan Humas (PIH) Depdiknas Bambang Wasito Adi di Jakarta, Senin. Perolehan medali kali ini jauh melorot dibandingkan IJSO ke-1 dan ke-2, kala itu tim Indonesia meyabet juara umum. Tim Indonesia kali ini hanya berada di urutan ke-empat, sedangkan, juara umum berpindah ke Korea dengan enam emas. Tim Taiwan menyusul dengan lima emas dan Rusia tiga emas. Selanjutnya, Taiwan dan Jerman, masing-masing dengan satu emas. Hanya enam negara dari 32 negara peserta yang meraih emas. Bambang Wasito Adi mengatakan, sebenarnya kemampuan dan prestasi anak-anak Indonesia tetap baik terbukti dua kali meriah juara umum pada IJSO sebelumnya. "Kalau kali ini ita tidak meraih juara umum mungkin pesaing-pesaingnya jauh lebih siap ketimbang tim Indonesia," katanya. Ia mengatakan, hingga kini belum bisa dikonfirmasi nama-nama peraih medali dari tim Indonesia. Kontingen Indeonesia akan kembali ke Tanah Air pada 14 Desember mendatang yang akan disambut oleh Dirjen Dikdasmen Depdiknas Suyanto di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng. Depdiknas memberikan apresiasi yang tinggi kepada duta-duta pendidikan Indonesia yang mengharumkan nama bangsa tersebut. Tentu saja, sebagaimana biasa Depdiknas melalui Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) akan memberikan penghargaan kepada tim pemenang tersebut, katanya. Tahun 2005 lalu tim Indonesia menjadi juara umum International Junior Science Olympiad ke-2 di Yogyakarta pada 5-12 Des 2005. Tim Indonesia meraih enam medali emas, empat perak dan dua perunggu. Tahun 2004, Indonesia menjadi juara umum pada IJSO ke-1. Medali emas pada IJSO ke-2 diraih Josua Maranata (DIY); Arie Prasetyo (Sukoharjo,Solo), Firmansyah (Makassar), David Halim (DKI), Fernaldo Richtie (DKI), Winson (DKI). Medali perak diraih oleh T.A Nugraha (DKI), Syaiful Rizal (Kediri), Michael Pradana(DKI), dan medali perunggu untuk Alwi Alfiansyah (Lampung) dan Ratih Tri Utami dan Yessy (DIY). Selain itu, Indonesia juga berhasil meraih penghargaan yang paling bergengsi "The Absolute Winner" atas nama Yosua Maranata yang sekaligus meraih hadiah "The best theory".(*)
Copyright © ANTARA 2006