Abuja (ANTARA News) - Empat orang tewas dan 20 orang lagi cedera dalam satu ledakan yang terjadi di Maiduguri, Ibu Kota Negara Bagian Borno di Nigeria Utara, Selasa (10/3), kata beberapa saksi mata dan satu sumber rumah sakit.

Seorang staf di satu rumah sakit lokal mengatakan jenazah korban telah dikirim ke kamar mayat.

Suara ledakan terdengar di Bundaran El-Kanemi di Maiduguri sekitar pukul 16.00 waktu setempat, kata seorang staf senior medis yang tak berwenang berbicara dengan media.

Sumber itu mengatakan beberapa korban menderita luka bakar parah, demikian laporan Xinhua, Rabu pagi.

Yusuf Shettima, seorang pegawai negeri yang menyaksikan peristiwa tersebut, mengatakan orang-orang bergegas menyelamatkan diri saat suara ledakan yang memekakkan telinga mengguncang bangunan di daerah itu.

Ledakan tersebut terjadi tiga hari setelah beberapa ledakan menewaskan 54 orang dan melukai 38 orang lagi di kota itu pada akhir pekan lalu.

Tersangka petempur Boko Haram pada Selasa juga menyerang satu desa di Negara Bagian Borno di Nigeria Utara, kata beberapa saksi mata kepada Xinhua.

Petempur kelompok garis keras tersebut melepaskan tembakan sporadis dan membuat warga dilanda kepanikan, kata seorang saksi mata.

Sejumlah suara tembakan terdengar di Desa Ngamdu di Negara Bagian Borno. Boko Haram terbukti sulit ditaklukkan oleh Pemerintah Nigeria, negara yang berpenduduk paling padat di Afrika, kata Ali Ibrahim, seorang saksi mata.

Serangan itu masih berlangsung sampai pukul 16.00 waktu setempat, katanya. Ia menambahkan warga yang tak berdaya berlarian ke semak untuk menyelamatkan diri.

Mohammed Shehu, seorang saksi mata lain, mengatakan pelancong yang menggunakan jalur itu juga menjadi korban serangan tersebut.

Desa Ngamdu mengalami nasib serupa pekan lalu, ketika sejumlah anggota Boko Haram menyebar kepanikan di kalangan warga lokal, menewaskan enam orang dalam serangan bersenjata yang berlangsung selama beberapa jam.

Beberapa truk dan mobil terbakar selama serangan pekan lalu oleh kelompok fanatik tersebut.

(Uu.C003)

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015