"Pelemahan nilai tukar tiap 1 persennya hanya meningkatkan inflasi 0,07 persen, sehingga pengaruhnya terhadap inflasi tidak terlalu besar," kata Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo saat jumpa pers di Jakarta, Selasa.
Bank Indonesia menargetkan inflasi pada 2015 sebesar 4 persen plus minus 1 persen. Dengan kondisi ekonomi saat ini, BI bahkan meyakini inflasi bisa mencapai di bawah 4 persen.
Depresiasi rupiah yang kini menyentuh lebih dari Rp13.000 per dolar AS, lanjut Perry, justru diyakini dapat membantu mengurangi tekanan terhadap defisit neraca transaksi berjalan.
"Pelemahan (rupiah) itu, bisa membantu perbaikan defisit transaksi berjalan dengan berkurangnya impor," ujar Perry.
Ia menegaskan, Bank Indonesia akan terus memastikan nilai tukar rupiah bergerak stabil sesuai dengan fundamentalnya.
"Dalam 2-3 minggu terakhir di mana rupiah melemah, BI tidak segan-segan melakukan intervensi di pasar valas," kata Perry.
Berdasarkan kurs JISDOR BI pada Selasa, nilai tukar rupiah kembali mengalami pelemahan menjadi Rp13.059 per dolar AS dibandingkan hari sebelumnya Rp13.047 per dolar AS.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015