Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Selasa pagi turun lima poin dari posisi terakhir kemarin ke level Rp13.030 per dolar AS.

Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan kenaikan jumlah pekerja di luar pertanian dan penurunan pengangguran di Amerika Serikat memunculkan kembali spekulasi akan kenaikan suku bunga acuan AS (Fed fund rate) yang membuat beberapa mata uang dunia seperti rupiah tertekan.

Sentimen positif dari peningkatan cadangan devisa Indonesia pada Februari, menurut dia, cenderung meredup terdampak sentimen dari ekspektasi terhadap kebijakan The Federal Reserve Amerika Serikat

Kendati demikian, menurut dia, sentimen positif dari fundamental ekonomi Indonesia yang dalam jangka panjang diperkirkaan masih baik akan menopang mata uang rupiah.

"Untuk sementara laju rupiah cenderung terkena imbas global, ke depan potensi pembalikan arah ke area positif masih terbuka bagi rupiah," katanya.

Analis Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Guntur Tri Hariyanto menambahkan deflasi Januari dan Februari juga memunculkan ekspektasi bahwa suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) bisa kembali turun.

"BI rate yang rendah diharapkan dapat memberikan dorongan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depannya. Apalagi, perbaikan defisit neraca berjalan Indonesia diperkirakan masih berlanjut," katanya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015