Jenewa (ANTARA News) - Tim Perserikatan Bangsa-Bangsa yang bertugas menyelidiki perang 50 hari di Gaza tahun lalu pada Senin (9/3) meminta penundaan penyampaian laporan supaya bisa melakukan penyesuaian setelah ketua tim mengundurkan diri karena tekanan Israel.
Komisi Penyelidikan konflik Gaza 2014 dijadwalkan menyampaikan temuan ke Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di Jenewa pada 23 Maret.
Namun surat yang ditujukan kepada kepala dewan menyebutkan para penyelidik meminta penundaan penyampaian laporan mereka sampai sesi dewan berikutnya pada bulan Juni.
Seperti dilansir kantor berita AFP, surat itu menyatakan bahwa mereka membutuhkan "waktu untuk melakukan penyesuaian pada pekerjaan kami karena pengunduran diri mantan ketua".
Menurut PBB, ahli hukum internasional Kanada, William Schabas, mengundurkan diri sebagai ketua komisi itu bulan lalu, setelah Israel mengeluh yang bersangkutan tidak bisa tidak memihak karena ia telah menyiapkan pendapat hukum bagi Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) pada Oktober 2012.
Schabas membantah keras ia terikat pada Organisasi Pembebasan Palestina namun mengatakan ia dengan enggan memilih mengundurkan diri demi menghindari penyelidikan konflik Juli-Agustus yang ditugaskan oleh Dewan Hak Asasi Manusia PBB dikompromikan.
Israel yang tidak puas menyerukan agar seluruh penyelidikan dihentikan, bersikeras bahwa komisi itu dan Dewan Hak Asasi Manusia yang menciptakannya secara inheren bias terhadap Israel.
Pengunduran diri Schabas mengakibatkan komisi itu hanya memiliki dua anggota yaitu mantan hakim New York Mary McGowan Davis, yang mengambil alih posisi sebagai ketua, dan Doudou Diene dari Senegal, yang sebelumnya menjabat sebagai pengawas PBB tentang rasisme dan pasca-konflik Pantai Gading.
Dalam suratnya, McGowan Davis menjelaskan bahwa selain berurusan dengan menyusutnya anggota tim, komisi itu menghadapi "sejumlah besar pengajuan tambahan dan dokumen yang diterima selama beberapa minggu terakhir dari kedua belah pihak," yang membutuhkan waktu untuk "analisis dengan objektivitas maksimal. "
Joachim Ruecker, presiden Dewan Hak Asasi Manusia, mendukung permintaan waktu tambahan "untuk memungkinkan komisi menyelesaikan laporan komprehensif sebagaimana yang diamanatkan."
Tapi dewan secara keseluruhan harus secara resmi menerima penundaan itu, yang mungkin bisa terjadi pada Selasa.
Konflik Gaza berakhir dengan gencatan senjata antara Israel dan penguasa de fakto wilayah itu, Hamas, pada 26 Agustus setelah kematian lebih dari 2.140 warga Palestina, kebanyakan warga sipil, dan 73 orang di pihak Israel, sebagian besar tentara.
Dewan Hak Asasi Manusia berjanji pada Agustus bahwa Israel dan Hamas akan menjadi "sasaran penyelidikan menyeluruh."
Tapi Israel, yang telah lama memiliki hubungan buruk dengan dewan itu, telah keras menentang penyelidikan dari awal.
November lalu, Israel mengumumkan bahwa mereka tidak akan bekerja sama dengan penyelidikan Schabas karena ada "permusuhan obsesif terhadap Israel dari komisi ini."(Uu.G003)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015