Pesawat tempur Angkatan Udara Kerajaan Inggris (RAF) yang dipiloti insinyur penerbangan John Thompson itu lenyap pada Oktober 1944 dan selama beberapa dekade keluarganya, termasuk pasangan pengantinnya, tidak mengetahui nasib sang pilot.
"Hari ini, abang saya pulang," kata Dorothy Webster (93) diiringi linangan air mata dalam seremoni di kementerian pertahanan Albania.
Dia membawa sebuah kotak kecil yang berisi cincin abangnya itu. Kotak ini juga berisi sebuah batu dari situs tempat pesawat jatuh, selain sisa puing pesawat.
"Kami baru tahu dia ternyata bertugas di suatu tempat di Libya atau Italia, tidak lebih. Suatu hari dia menemui kami untuk mengenalkan pengantinnya dan segera dia pergi lagi," kata keponakan Thompson, Alan Webster (63).
Istrinya, Joyce, yang menikah kembali dua tahun setelah si pilot menghilang, meninggal dunia karena kanker pada 1993 dalam usia 70 tahun. Pasangan ini hanya menikah enam bulan ketika Thompson, dari Derbyshire di Inggris utara, hilang.
Pesawat pembomnya, Halifax, jatuh di pegunungan dekat Martanesh, sekitar 60 km sebelah selatan ibu kota Albania, Tirana. Tujuh awak bomber ini tidak pernah diketahui nasibnya.
Nasib pesawat tempur itu dan awaknya tetap menjadi misteri sampai musim panas 1960.
Waktu itu seorang penduduk desa bernama Jaho Cala, dari daerah di mana pesawat itu hilang, tengah mengumpulkan kayu dan menemukan jari yang mengenakan sebuah cincin bertuliskan inisial J&J, kata anaknya Xhemil Cala (63) kepada AFP.
"Sedikit lebih jauh dari situ ada beberapa bagian, kemungkinan besar sebuah pesawat, namun kami tidak berani membicarakan hal ini, itu karena masa itu adalah masa kediktatoran" mendiang pemimpin komunis Enver Hoxha, sambung Cala.
"Ayah saya diam-diam menyimpan cincin ini dan sebelum meninggal dunia berwasiat pada saya untuk mencari pemiliknya."
Cala menuruti wasiat mendiang ayahnya itu, hingga menuntunnya menjalin kontak dengan kedutaan besar Inggris dan memulai proses pengembalian cincin tersebut, demikian AFP.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015