Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menargetkan ekspor produk elektronik mampu memberikan kontribusi pada ekspor non-migas senilai 15 miliar dolar AS pada 2010. "Sasaran jangka menengah kami industri elektronik mampu meningkat ekspornya dari 7,2 miliar dolar AS pada 2005 menjadi 15 miliar dolar AS pada 2010," kata Sekretaris Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (BPPI) Deperin, Atang Sugiono, di Jakarta, Senin, pada seminar industri elektronika. Ia mengatakan industri elektronik merupakan salah satu industri prioritas yang akan terus dikembangkan pemerintah, apalagi sampai saat ini elektronik menyumbang ekspor non migas kedua terbesar setelah tekstil dan produk tekstil. Diakuinya persaingan di industri elektronik untuk menembus pasar ekspor semakin ketat, karena banyak negara maju maupun berkembang menjadikan industri elektronik sebagai andalan mereka. "Posisi industri elektronik nasional memang masih tertinggal dibandingkan negara lainnya, seperti China dan Korea Selatan," ujar Atang. Namun, lanjut dia, Deperin akan melakukan sejumlah rencana aksi yang target jangka panjangnya tidak hanya memperkuat struktur industri elektronika melalui pengembangan industri komponen, tetapi juga tumbuhnya produsen elektronik lokal menjadi pemain global. "Sasaran jangka panjang kita, produsen Indonesia yang mengembangkan merek lokal mampu meningkatkan kualitas sejajar dengan merek global," katanya. Selain itu, Deperin dalam jangka panjang, kata dia, juga menargetkan industri komponen lokal bisa menjadi basis produksi elektronik global. Ditambahkan Direktur Industri Elektronik Deperin, Abdul Wahid, saat ini Indonesia memiliki sekitar 230 perusahaan industri elektronik yang sayangnya masih berlokasi hanya di Jawa dan Batam. (*)

Copyright © ANTARA 2006