"Terima kasih untuk informasi yang sudah disampaikan petugas bahwa aktivitas Gunung Lokon sementara mengalami peningkatan pada beberapa hari terakhir ini," kata Mechthild Von Vacano, seorang akademisi berkebangsaan Jerman usai mengunjungi Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu di Kakaskasen, Tomohon, Senin.
Mechthild yang pernah melakukan pendakian ke kawah Lokon pada 2003 silam mengaku takjub dengan panorama Kota Tomohon bila dilihat dari kawah.
"Saya membawa teman dan ingin menikmati alam termasuk bau khas belerang yang keluar dari kawah. Tidak lengkap kalau ke Manado namun tidak melakukan pendakian ke Gunung Lokon," katanya.
Akademisi yang sementara menempuh studi strata tiga ini akan melakukan pendakian ke kawah Gunung Mahawu setelah mendapatkan informasi peningkatan aktivitas Gunung Lokon sejak Jumat (6/3) pekan lalu.
Sementara itu Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu Farid Ruskanda Bina mengatakan radius 2,5 kilometer dari kawah tertutup untuk aktivitas warga termasuk pendakian, sebab membahayakan keselamatan jiwa.
"Kami sangat memberikan apresiasi atas keinginan para wisatawan yang mau mencari informasi terkait aktivitas Gunung Lokon sebelum melakukan pendakian. Ini adalah langkah pencegahan dan memang harus seperti ini. Intinya bahwa pendakian ke kawah atau puncak gunung masih ditutup," ujarnya.
Farid mencontohkan erupsi pada Oktober 1991 yang sempat menewaskan Viviane, wisatawan berkebangsaan Swiss, saat itu petugas pos gunung api sudah mengingatkan apabila sementara terjadi peningkatan aktivitas vulkanik yang berpeluang terjadi letusan tiba-tiba, namun dia tetap memaksa naik.
Pewarta: Karel A Polakitan
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015