Manila (ANTARA News) - Empat warga Filipina dan lima orang asing lain diculik dalam serangan terhadap ladang minyak Libya pada pekan lalu, kata pemerintah Filipina pada Senin, sesudah sergapan, yang pejabat katakan dilakukan kelompok Negara Islam.

Delapan penjaga tewas dalam serangan mendadak itu atas ladang minyak selatan, Al-Ghani, pada Jumat, kata satuan Libya bertugas melindungi sarana perminyakan.

Perusahaan Perminyakan Negara Libya pada saat itu juga menyatakan dua orang asing - seorang Austria dan satu warga Filipina, yang bekerja untuk perusahaan jasa- hilang sesudah serangan tersebut.

Juru bicara departemen luar negeri Filipina Charles Jose menyatakan kedutaan Manila di Tripoli melaporkan empat warga Filipina dan lima orang asing diculik, termasuk seorang Austria, dua orang Bangladesh, satu asal Ceko dan satu dari Ghana.

Ia menyatakan tidak dapat memastikan jatidiri penculik itu dan tidak ada tuntutan.

"Ini menggarisbawahi peningkatan ancaman terhadap keselamatan dan keamanan pekerja minyak Filipina di ladang minyak Libya, yang disasar kelompok bersenjata dalam beberapa pekan belakangan," katanya dalam jumpa pers.

Tujuh warga Filipina diculik di negara Afrika Utara itu pada tahun ini, kata Jose, dan nasib tiga yang lain, diculik di ladang minyak Al-Mabruk pada awal bulan lalu, belum diketahui.

Libya dilanda kemelut empat tahun belakangan, dengan pemerintah ganda dan milisi kuat berjuang menguasai kota utama dan kekayaan minyak negara itu.

Sejumlah 13.000 warga Filipina bekerja di Libya ketika pemerintah Filipina memerintahkan pemulangan wajib pada Juli 2014, kata departemen luar negeri.

Pengusaha swasta dan pemerintah sejak itu memulangkan banyak dari mereka, tapi sekitar 4.000 orang bertahan, karena terpikat gaji, yang mereka tidak dapat diharapkan di Filipina.

Sekitar 10 persen dari warga Filipina bekerja di luar negeri.

"Mengingat keadaan memburuk ini, kami mengimbau sekali lagi kepada sekitar 4.000 lebih warga Filipina, yang masih di Libya, menghubungi kedutaan kami di Tripoli," kata Jose.

Badan Perminyakan VAOS, kontraktor Austria untuk ladang minyak Al-Ghani, mengungsikan puluhan pekerja Filipina ke ibukota Libya sebelum serangan itu, kata Jose, dengan menambahkan bahwa banyak yang sekarang akan kembali ke Filipina, demikian AFP melaporkan.

(B002/M016)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015