Lebih dari 200 pebalap akan berkompetisi dari 10 tim peserta dalam 13 kelas yang dipertandingkan untuk memperebutkan hadiah utama berupa dua unit sepeda motor kepada masing-masing tim pemenang kelas wajib 2 Tak dan 4 Tak.
Kelas-kelas yang dipertandingkan dalam Scooterprix terbagi dalam tiga kategori yakni 2 Tak, Skutik 4 Tak Jepang dan Skuter Modern Eropa 4 Tak.
Pada kategori 2 Tak terdapat kelas Standard Nonseeded dan Seeded, Tune Up Nonseeded dan Seeded, FFA Open serta Funscoot kelompok umur 35 tahun ke atas dan nonpembalap.
Kemudian pada kategori Skutik 4 Tak Jepang terdapat kelas MP7 Nonseeded dan Seeded dan 150cc Open.
Sedangkan di kategori Skuter Modern 4 Tak Eropa terdapat kelas 125-160cc Open, 125-220cc Open, 125-220cc Master Class Open, 125-220cc Funscoot kelompok umur 35 tahun ke atas dan nonpembalap, FFA 300cc Vespa Open dan FFA Piagio Open.
Chairman Scooterprix Priam Soesetyo mengatakan memasuki tahun keduanya ajang tersebut mendapat kehormatan dengan kedatangan dua tim asing, yakni Modern Vespa Malaysia dan Scooter V.I.P yang disokong langsung oleh produsen suku cadang balap skuter asal Italia, Polini.
"Tahun ini kami kedatangan satu tim dari Malaysia, Modern Vespa Malaysia, serta produsen suku cadang balap skuter asal Italia, Polini, yang langsung khusus merakit sebuah unit skuter untuk ambil bagian lewat Scooter V.I.P," kata Priam saat ditemui di sela-sela sesi jelang balapan.
Hal itu diharapkan Priam akan terus meningkatkan nama dan gengsi Scooterprix, bukan hanya di dalam negeri namun juga ke mancanegara, mengingat ajang tersebut menjadi balapan skuter pertama yang berhasil menggaet sponsor dalam penyelenggaraannya. Tahun ini, produsen pelumas Evalube dan ban Corsa turut mendukung berlangsungnya Scooterprix.
Priam menuturkan ke depannya, ia tengah berusaha untuk menggandeng Polini, agar turut aktif menjadi sponsor dalam ajang tersebut.
"Misalnya sebagai langkah awal kami bisa mengajak mereka untuk menjadi sponsor di salah satu kelas yang seluruh suku cadangnya dirakit menggunakan produk Polini, itu yang tengah kami upayakan.
"Soalnya, Polini ini sebetulnya memang terperangah bagaimana di Indonesia, skuter-skuter yang digunakan untuk balapan sebetulnya pada awalnya diproduksi sebagai sebuah motor santai berkeliling kota yang jauh dari kesan kebut-kebutan," katanya.
Selanjutnya, selepas Seri I, Scooterprix masih menyisakan empat seri lagi untuk dilakoni yang kesemuanya digelar di Sirkuit Sentul Mini.
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015