Jambi (ANTARA News) - Sebanyak 11 orang pekerja penambangan emas tanpa izin (peti) di Kabupaten Sarolangun, Jambi, mengalami luka bakar saat alat mereka mencari emas yang disebut dompeng meledak.
Kejadian itu terjadi di Pulau Balam, Dusun Mengkuah Desa Tebing Tinggi Kecamatan Cermin Nan Gedang Kabupaten Sarolangun, sehingga ada 11 korban mengalami luka bakar dalam peristiwa itu, kata Kabid Humas Polda Jambia, AKBP Almansyah, Minggu.
Peristiwa itu terjadi pada Jumat (6/3) lalu sekitar pukul 16.30 WIB, dimana korban terbakar akibat dari semburan minyak bahan bakar untuk alat dompeng tersebut.
Ke-11 warga yang mengalami luka bakar dalam kejadian itu adalah Sadarudin (55), Ban Ambaol (40), Sarpawi (50), Haidir (30), Agus Setiawan (34), Masitih (50) Edi (29) dan Herman (50).
Kemudian Ahmad Firdaus (36) warga Desa Limun, yang juga (nebeng), Edison (26) warga Teluk Rendah, semuanya selaku pekerja dompeng.
Pasca kejadian itu para korban ditolong warga dan dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis sehingga semuanya selamat tidak ada korban jiwa hanya korban luka bakar saja.
Dari sebelas orang korban luka kabar itu ada berapa korban yang sudah boleh pulang ke rumahnya masing-masing dan hanya mendapat rawat jalan sedangkan beberapa orang lainnya masih dirawat karena luka yang cukup serius ditubuhnya, kata Almansyah.
Kronologis kejadiannya kata Almansyah, terjadi pukul 16.30 WIB, dimana pekerja dompeng yang tidak diketahui namanya menyambung paralon besar dengan cara dibakar dengan api dan pada saat api sudah menyala, tanpa disadari di bawahnya ada jerigen yang berisi bahan bakar minyak (BBM) jenis solar.
Tiba-tiba saja api langsung menyambar serta meledak sehingga mengenai para korban.
Kepolisian setempat setelah mendapatkan informasi langsung mencari keterangan dan mendatangi TKP dan para korban untuk melakukan pendataan dan meminta keterangan saksi-saksi, dan mengumpulkan barang bukti.
Kasusnya kini ditangani Polres Sarolangun, kata Almansyah.
Pewarta: Nanang Mairiadi
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2015