Jakarta (ANTARA News) - Produsen otomotif asal Amerika Serikat (AS), General Motors (GM), yang berencana memproduksi kembali kendaraan di Indonesia mempertanyakan konsistensi kebijakan pemerintah Indonesia untuk mendukung kelangsungan berinvestasi di dalam negeri.

"Kita melakukan diskusi kemarin. Pihak GM menanyakan beberapa hal, di antaranya terkait dengan konsistensi sistem birokrasi pemerintah, ini juga menjadi pertimbangan mereka untuk mengambil keputusan berinvestasi di Indonesia," kata Dirjen Industri Alat Transportasi dan Telematika (IATT) Budi Dharmadi ketika menjelaskan hasil pertemuannya dengan Presiden Direktur GM Asia Pasifik Nick Reilly di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan, pada pertemuan tersebut pemerintah menyarankan agar GM segera mengaktifkan kembali pabrik yang telah dimilikinya di Pondok Ungu, Bekasi. Hal ini untuk menghindari kerugian yang terlalu besar jika pabrik terlalu lama tidak beroperasi.

Secara garis besar, ia mencoba menjelaskan bahwa untuk berinvestasi di sektor industri otomotif di Indonesia sangat menjanjikan mengingat pertumbuhan penjualan otomotif di Indonesia tahun 2008 lalu di ASEAN tertinggi. Selain itu pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia tertinggi di ASEAN tahun 2008, hal ini sangat diperhitungkan bagi produsen otomotif.

Sementara itu, Presiden Direktur GM Asia Pasifik, Nick Reilly menganggap pasar otomotif Indonesia adalah sebuah peluang yang perlu dikembangkan. Ia menilai perkembangan ekonomi di Indonesia cukup baik, dan apabila komitmen pemerintah dalam membangun infrastruktur baik jalan maupun listrik terpenuhi maka pasar otomotif Indonesia akan semakin cepat tumbuh.

Hal yang sangat diperhatikan GM sendiri untuk mulai berinvestasi di Indonesia, menurut dia, adalah konsistensi kebijakan pemerintah itu sendiri terutama dalam mendukung iklim investasi menjadi kondusif. Ia mengakui Thailand lebih dulu memiliki konsistensi kebijakan dalam pemerintahannya.

Namun demikian, ia mengatakan, optimistis dengan kondisi Indonesia yang dinilai semakin kuat dari segi politik maupun finansial. Hal lain yang dipertanyakan oleh pihaknya adalah arah kebijakan pemerintah Indonesia dalam mengembangkan energi alternatif.

Sedangkan Presiden Direktur GM ASEAN, Steve Carlisle mengatakan, Thailand memiliki dasar perekonomian yang lebih baik walaupun kondisi politiknya dalam keadaan tidak mendukung. Karena itu pertumbuhan otomotif di negeri gajah putih tersebut diprediksikan akan cepat membaik.

Pihak GM sendiri telah mengatakan investasi di Indonesia tidak akan kurang dari 50 juta dolar AS atau sekitar Rp550 milar. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009