Doha (ANTARA News) - Ketua Umum KONI Pusat, Agum Gumelar, mengakui Indonesia masih punya kelemahan dalam mengikuti setiap muti event internasional, akibat kurangnya wasit dan juri penentu dalam pertandingan, khususnya olahraga yang tidak terukur, sehingga bisa dirugikan dalam pemberian penilaian. "Ini yang tidak disadari maupun disadari atas kelemahan Indonesia selama ini dan hendaknya harus menjadi perhatian dan sekaligus evaluasi bagi seluruh induk organisasi olahraga yang selama ini perhatiannya terfokus pada pembinaan atlet. Seharusnya juga melakukan pembinaan terhadap wasit dan juri," kata Agum Gumelar di sela-sela acara pertandingan boling di Doha, Qatar, Sabtu. Pernyataan Agum itu sehubungan dengan adanya penganuliran medali perunggu yang diperoleh atlet berkuda Indonesia dan saat ini masih dalam pembahasan Komite Olimpiade Asia (OCA). Menurut Agum, padahal wasit dan juri sangat membantu dalam penentuan pemenangan atlet, khususnya cabang olahraga yang tidak terukur itu. "Saya telah meminta kepada Sekjen KONI, ibu Rita Subowo untuk mempersiapkan pertemuan dengan seluruh induk organisasi seusai Asian Games ini," katanya. Walaupun demikian, setelah berlangsungnya Asian Games di Doha, Qatar hari kedelapan ini, Kata Ketua Umum KONI Pusat itu, hanya satu permasalahan yang dilaporkan kepada KONI yaitu cabang berkuda. Sementara cabang lain belum memberikan laporan tentang kemungkinan adanya kecurangan dalam pemberian nilai terhadap atlet selama bertanding. "Belum ada laporan kepada KONI tentang taekwondoin Indonesia, Basuki Nugroho yang dirugikan tidak diberi nilai ketika melawan taekwondoin tuan rumah, Qatar itu," katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2006