Sleman (ANTARA News) - Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Negara Ferry Mursyidan Baldan menyerahkan sebanyak 1.687 bidang sertifikat tanah warga lereng Gunung Merapi Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta di Balai Desa Kepuharjo, Jumat.
Dalam penyerahan ini menteri didampingi Sekretaris Utama Kementerian, Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Bupati Sleman Sri Purnomo, dan Kepala Kanwil BPN DIY Ari Yuriwin.
Dalam kesempatan ini menteri juga menyerahkan bibit tanaman seperti kepel, damar, biola cantik, durian, jambu, sirsak untuk ditanam di wilayah Cangkringan selain untuk penghijauan juga untuk penganekaragaman buah-buahan di lereng Merapi.
Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan bahwa program konsolidasi tanah yang diluncurkan BPN adalah program yang sangat positif dan memiliki manfaat yang besar bagi masyarakat, terutama masyarakat di lereng Merapi yang pada 2010 terdampak oleh erupsi Gunung Merapi.
"Pascaerupsi Merapi banyak dokumen-dokumen pertanahan atau sertifikat tanah atau patok batas tanah yang hilang sehingga program konsolidasi tanah dari BPN ini dapat menjadi solusi bagi permasalahan pertanahan ini. Program konsolidasi tanah ini merupakan penataan kembali penguasaan, kepemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah agar menjadi lebih tertib teratur dan sesuai rencana tata ruang wilayah," katanya.
Gubernur DIY Sri Sultan HB X menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada masyarakat karena dengan kerelaan, keikhlasan dengan kearifan lokal masyarakat tanahnya untuk diukur kembali maka mempermudah petugas BPN untuk menyelesaikan sertifikat tanah.
"Kearifan lokal yang menjadi ciri khas masyarakat Jogja inilah yang harus perlu dipertahankan karena sebelumnya kondisi tanah yang dimiliki masyarakat ada yang bengkok/tidak lurus dan karena ada pengukuran ulang tentu diluruskan sehingga hal ini menyebabkan ada yang lebih ada yang kurang. Namun berkat adanya keikhlasan dengan musyawarah dan mufakat dapat diselesaikan," katanya.
Gubernur berpesan kepada masyarakat untuk menyimpan sertifikat tanah dengan baik karena merupakan aset yang mempunyai nilai, dan jangan diagunkan di bank untuk pinjam uang bila tidak terpaksa.
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Negara Ferry Mursyidan Baldan juga menyampaikan terimakasih karena berdasarkan kesepakatan musyawarah dan mufakat dengan kearifan lokal dan nilai-nilai sosial yang kuat di masyarakat maka akhirnya kembali mendapat hak atas tanah.
"Hal mengingat masalah pertanahan yang ada batasnya, ada surat-suratnya saja bisa timbul masalah, apalagi yang batas-batasnya hilang, surat-suratnya hilang tentu kalau tidak adanya kearifan lokal maka tidak akan dapat diselesaikan dengan baik," katanya.
Menteri juga menyampaikan bahwa permasalahan tanah muncul karena adanya ego yang berlebih dari masyarakat yang potensial menjadi konflik, bencana dan kerenggangan sosial sehingga tidak dapat memberi manfaat bagi pemiliknya.
"Untuk itu Kementerian saat ini lebih mementingkan kemanfaatan tanah bukan hanya dari segi kepemilikan saja," katanya.
Menteri mengapresiasi masyarakat Cangkringan karena bencana yang terjadi bisa memberikan kemanfaatan karena memegang teguh nilai-nilai sosial kemasyarakatan. Nilai-nilai ini yang akan menjadi contoh dan model yang baik bagi masyarakat lainnya di luar DIY.
Dalam kesempatan tersebut juru kunci Gunung Merapi Mas Kliwon Surakso Asihono (putra Mbah Marijan) yang juga menerima sertifikat tanah menyampaikan rasa gembiranya menerima sertifikat langsung dari Menteri secara gratis.
"Sertifikat tanah ini sudah menjadi harapan sejak dulu dari masyarakat sehingga menambah semangat masyarakat dalam memanfaatkan tanah. Masyarakat tidak ragu lagi karena tanah sudah dilengkapi surat-surat kepemilikan sehingga tenang dalam memanfaatkan bagi penghidupan sehari-hari. Selama ini tanah telah dimanfaatkan untuk menanam rumput pakan ternak, ditanami pohon-pohon dan untuk aktifitas ekonomi lainnya," katanya.
Pewarta: Victorianus SP
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015