Pekanbaru (ANTARA News) - Menteri Sosial Republik Indonesia, Khofifah Indar Parawansa mengatakan daerah Indonesia yang berbatasan dengan 10 negara luar cenderung tertinggal dan relatif miskin.
"Untuk itu daerah terluar harus mendapatkan tetesan pembangunan melalui sinergi APBN dan APBD Pemprov," katanya di Pekanbaru, Jumat.
Tugas dari Kementerian Sosial, lanjut Mensos, adalah penguatan komunitas adat terpencil, dan sebab itu ia mengatakan dirinya turun langsung ke daerah terpencil guna melakukan monitoring dan pemetaan masalah.
Pemetaan masalah nantinya akan menjadi rujukan bagi perbaikan sistem pemberian bantuan sosial kepada masyarakat yang tidak mampu.
Ia mengatakan secara bertahap pemerintah merumuskan untuk memberikan bantuan sosial satu pintu.
Sementara itu untuk menghindari adanya gesekan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, maka validasi dan pemetaan penting untuk dilakukan.
Berbicara sinkronisasi kebijakan penanggulangan kemiskinan oleh pusat dengan daerah, papar dia, perlu dilakukannya pemetaan data kemiskinan oleh daerah secara berkala, dengan asumsi daerah tahu semua jumlah warganya yang kurang mampu. Sehingga anggaran yang sama bisa saling menopang dan tidak tumpang tindih.
"Gesekan mungkin ada, tetapi kita berusaha meminimalisir melalui pemetaan," ujarnya.
Sebelumnya Mensos berkunjung ke Kabupaten Kepulauan Meranti dan memberikan bantuan kepada komunitas adat terpencil sebanyak Rp500 juta untuk keperluan renovasi rumah dan Rp 50 juta untuk perbaikan sarana lingkungan serta menghibahkan tiga unit ganset.
Selain itu ia juga memberikan beras miskin dan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) kepada keluarga yang memenuhi persyaratan untuk mendapatkan bantuan PKH.
Komunitas adat terpencil bagian dari Komando Kementerian Sosial, dan sebelumnya Kemensos telah memberikan bantuan kepada komunitas adat terpencil di salah satu desa di Meranti.
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015