Doha (ANTARA News) - Taufik Hidayat, yang dua kali kalah dari tunggal putra China, Lin Dan, pada nomor beregu, membalas kekalahannya dengan manis pada saat yang tepat di nomor perorangan, Sabtu. Ia menundukkan pemain nomor satu dunia itu pada final tunggal putra di Gedung Aspire, Sport City, Doha, Sabtu, untuk merebut medali emas Asian Games 2006 sekaligus mempertahankan gelar yang didapatnya di Busan, Korea Selatan, empat tahun lalu. "Saya dua kali kalah dari dia (Lin) di beregu. Masa sekarang harus kalah lagi. Itu yang saya tekadkan di hati saya," kata Taufik yang masih berlinang air mata usai penyerahan medali. "Setiap hari saya berpikir kenapa bisa kalah dua kali dan saya pelajari apa kesalahan saya. Inilah hasilnya," lanjut juara Olimpiade Athena 2004 dan Kejuaraan Dunia 2005 itu. Permainan yang ditunjukkannya memang jauh berbeda dibandingkan dengan dua pertemuan mereka sebelumnya. Peringkat ke-12 dunia itu tampil lebih sabar dan banyak mengajak Lin maju ke depan net. Setelah berhasil menyamakan kedudukan 6-6 pada set pertama, kombinasi permainan net dan dropshot akurat dari Taufik membuatnya berhasil merebut enam angka beruntun. Saat Taufik unggul 18-12, Lin bermain lebih agresif. tetapi sudah terlambat karena Taufik berhasil menutup set tersebut melalui pukulan tipuan yang jatuh di sisi kiri Lin. Pada set kedua, Lin bermain jauh lebih agresif dibandingkan dengan set pertama, namun diladeni Taufik dengan pertahanan nan ketat. Ketika Taufik unggul 11-9, Lin menambah instensitas serangannya melalui smes-smes silang yang tajam. Dengan cepat Lin berbalik unggul 16-11. Ratusan pendukung Indonesia yang mendominasi arena bulutangkis dengan teriakan "Indonesia" dan "Taufik" serta kibaran bendera merah putih sempat terduduk cemas ketika Lin memimpin 20-17 dan hanya membutuhkan satu poin untuk memaksa terjadinya set ketiga. Namun keberuntungan memihak Taufik. beberapa kali Lin gagal menyeberangkan bola melewati net dan tertipu oleh dropshot yang dilepas pemain asal Jawa Barat tersebut. Empat poin beruntun direbut Taufik dan sebuah pengembalian Lin yang gagal melewati net membuat stadion gaduh oleh teriakan gembira pendukung Indonesia. Sementara Taufik pun tampak berteriak sekeras-kerasnya di lapangan. "Pada set pertama tadi saya memang bertekad harus menang. Sementara set kedua, saya hanya beruntung," ujar atlet berusia 25 tahun itu merendah. "Alhamdulillah, saya bisa merebut medali emas pada Asian Games terakhir untuk saya," ujar Taufik sambil meneteskan air mata dan kemudian memeluk ayah mertuanya, Agum Gumelar, yang menyambanginya ke sisi lapangan. Sementara itu, Lin tampak tegar menerima kekalahannya. "Taufik bermain sangat bagus hari ini. Saya memang lebih bertenaga dibandingkan dia, tetapi saya tidak bisa memanfaatkan itu untuk mengalahkannya," ujar Lin. (*)
Copyright © ANTARA 2006