Doha (ANTARA News) - Taufik Hidayat akhirnya menambah perbendaharaan medali emas Indonesia menjadi dua keping, setelah pada hari ketujuh pelaksanaan Asian Games XV Doha, Sabtu, memenangi pertandingan final tunggal putera atas musuh bebuyutannya, Lin Dan, dari China. Pada partai final di Gedung Aspire, Sport City, Doha, Taufik mengalahkan unggulan pertama dari China itu dua set langsung, 21-15 22-20. Kemenangan tersebut juga sekaligus mempertahankan medali emas yang didapatnya di Busan, Korea Selatan, empat tahun lalu, serta menambah medali emas Merah Putih setelah sebelumnya satu medali emas lahir dari tangan peboling Ryan Reonald Lalisang. Dengan lahirnya medali emas kedua itu, Indonesia menempatkan diri di urutan ke-19 (2-2-6) hingga Sabtu malam. Namun di bagian ganda putera, duet Luluk Hadiyanto dan Alvent Yulianto tidak mampu mengulang sukses Taufik, mereka kalah 0-2 di tangan dana Malaysia, Kien Keat Koo dan Boon Heong Tan, dengan angka 21-13, 21-14 dalam pertandingan yang berlangsung hanya 27 menit. Dari cabang sepaktakraw, setelah membuahkan satu medali perunggu dari nomor tim putera pada kompetisi beberapa hari sebelumnya, Sabtu kembali memastikan tambahan medali perunggu dari nomor regu setelah membuahkan dua kemenangan pada pertandingan Sabtu. Pada pertandingan pagi hari, Indonesia mengungguli Jepang 2-0 dan angka sama tercipta kembali ketika Husni Uba DKK yang mendapat pelatihan dari warga Thailand, Somkiet Sungsatitanon itu melindas Vietnam yang diperkuat Dinh Kien Trinh DKK, sehingga maju ke putaran semifinal. Pada pertandingan Minggu, Indonesia akan berhadapan dengan Malaysia dan Thailand melawan Myanmar. Dari cabang biliar atau lebih dikenal di sini dengan istilah "sport clue", Muhammad Zulfikri yang tampil pada pertandingan biliar bola sembilan Sabtu siang, menyudahi permainan juara nasional Singapura, Chan Keng Kwang dengan skor 11-7. Zulfikri yang akrab dipanggil Fikri, kelahiran Medan 24 September 1982, sehari sebelumnya kalah pada permainan bola delapan ketika bertemu dengan atlet dari Thailand, Chotipong Amnuayporn, dengan angka 8-9. Setelah memenangi pertandingan lawan pemain dari Singapura itu, merupakan babak 64 besar, pada lanjutkan permainan di 32 besar ia akan bertemu dengan atlet dari India, Talwar Sumit. Sedangkan Andy Ardiyansah dan Koko Prasetyo dari tim bolavoli pantai Indonesia 1, tinggal membutuhkan satu kemenangan lagi untuk menyusul tim Indonesia 2, Agus Salim/Supriyadi, ke semifinal turnamen voli pantai. Pada pertandingan Sabtu (9/12) di Sport City, Doha, Andy/Koko berhasil mengalahkan tim Kazakhstan, Dmitriy Vorobyev/Alexey Sidorenko, dua set langsung, 23-21 21-17. Tapi atlet taekwondo Rosandi harus mengakui keunggulan lawannya dari Iran, Yossef Karami, dalam pertandingan babak per delapan final kelas 84kg pada Asian Games, Doha, Qatar, Sabtu, kalah dengan angka telak 0-2. Pria kelahiran Jakarta, 22 maret 1983 yang pernah menyumbangkan medali perak buat Indonesia di SEA Games Malaysia itu, pada ronde pertama melakukan tendangan kearah kepala namun tidak mengenai sasaran. Lawannya membalas serangan itu dan tendangannya tepat mengarah pada bagian kepala membuat taekwondo Indonesia ini terkapar mencium kanvas dan wasit memberikan hitungan hingga sepuluh dan Rosandi tidak bisa berdiri dan akhirnya dinyatakan kalah dengan KO. Pelatih Taekwondo Indonesia, Rizon Oktalybsa mengakui lawan yang dihadapi taekwondoinnya cukup berat, selain itu lawannya lebih berpengalaman serta memiliki tehnik bermain lebih tinggi. Tonton Tercecer Pembalap Tonton Susanto dan Fatahillah Abdullah hanya mampu menempati peringkat 18 dan 20 dari total 25 peserta di nomor kualifikasi Individual Pursuit putra (4km) di komplek olahraga ASPIRE Doha, Sabtu. Tonton, pembalap yang di Tanah Air dijuluki Raja Tanjakan itu, mencatat waktu empat menit 50,750 detik, sementara Fatahillah mencatat waktu empat menit 55,645 detik. Manajer tim balap sepeda Sofian Ruzian usai pertandingan mengakui bahwa hasil yang diperoleh kedua pembalap itu diluar perkiraan semula karena dibawah waktu terbaik mereka saat menjalani pelatnas di Swiss. Di pelatnas, Tonton yang kelahiran Ciamis 34 tahun lalu itu, untuk jarak yang sama mencatat waktu empat menit 43 detik. Demikian juga halnya dengan Fatahillah (22 tahun) yang pernah mencatat waktu empat menit 45 detik. Untuk cabang Individual Pursuit putra yang diikuti Tonton dan Fatahillah, empat pembalap lolos ke final untuk kemudian diadu lagi dengan sistem silang. Urutan teratas ditempati pembalap Korea Selatan Sun Jae Jang dengan waktu empat menit 30,355 detik, disusul Taiji Nishtani dari Jepang (4:36, 763), Hwang In Hyeok dari Korsel 4:37,766 dan Mehdi Sohrabi dari Iran (4:39,265). Untuk kategori Asia Tenggara, Tonton berada di peringkat ketiga setelah atlet Filipina Alfie Catalan yang menempati peringkat 15 dan Mustafa Amir Rusli dari Malaysia di peringkat ke-16. Sedangkan pembalap putri Uyun Muzizah yang semula dijadwalkan bertanding di nomor 500m Time Trial putri, ternyata batal bertanding dan akan berkonsentrasi di nomor Individual Pursuit berjarak 3000m. "Tadinya memang Uyun dijadwalkan untuk turun di nomor 500m, tapi akibat kram pada nomor jalan raya beberapa hari lalu, ia diputuskan untuk tidak bertanding agar lebih berkonsentrasi 3000m," kata Sofian. Dengan tersingkirnya Tonton dan Fatahillah, Indonesia akan berharap untuk menambah medali melalui kayuhan Uyun Muzizah, Kaswanto dan Edi Purnomo yang juga akan bertarung di nomor lintasan (track). Catur dikalahkan China Indonesia gagal melanjutkan suskes ketika menyerah kepada tim unggulan China 0,5 - 2,5 pada pertandingan babak keempat cabang catur Asian Games 2006 di Al-Dhana Indoor Hall Doha. Dari tiga pecatur yang bertanding, hanya GM Utut Adianto yang menahan remis lawan, yaitu Bu Xiangzhi, sementara GM Susanto Megaranto dan FWM Irine Kharisma Sukandar menyerah 0-1. Susanto menyerah kepada GM Wang Yue, sementara Irine juga tidak berhasil mengatasi WGM Zhao Xue Dengan hasil tersebut, Indonesia untuk sementara mengumpulkan nilai tujuh dan berada di peringkat ketiga bersama tiga negara lain yang mengumpulkan nilai sama, yaitu India, Uzbekistan dan Kazakhstan dan di pertandingan babak kelima, akan berhadapan dengan Iran. Cabang catur Asian Games 2006 hanya menyediakan tiga medali emas, yaitu untuk catur cepat (rapid chess) putra dan putri, serta catur klasik beregu yang terdiri atas dua pecatur putra dan satu putri. Dari cabang panahan, Rahmat Sulistyawan menempati urutan ke-13 dan Rina Dewi Puspitasari di urutan kedelapan pada babak penyisihan tunggal putera-puteri Ronde FITA Asian Games XV yang berlangsung di Lapangan Panahan Lusail di Doha Rahmat yang turun di bagian putera, menyelesaikan acara lomba 70 meter dan 60 meter dengan dengan skor 605 dan pada pertandingan Minggu akan menyelesaikan nomor lomba 50 meter dan 30 meter, sementara Rina di urutan kedelapan puteri menyelesaikan lomba 70 meter dan 60 meter dengan total skor 633. Rahmat, kelahiran 29 September 1985, sebelum Asian Games 2002 pernah menempati urutan tiga besar Asian Games, Olimpiade serta kejuaraan dunia. Di Doha, ia berlaga bersama 59 atlet lainnya dan pada lomba 90 meter membuat catatan 279/18 dan pada lomba 70 meter 326/6. Urutan pertama pada bagian putera ini, sementara ditempati trio atlet Korea Selaran, Dong Hyun Im dengan total rekor 641, disusul Yong Ho Jang (632) dan Kyun Mo Park (631). Sebelum Rahmat di urutan 13, di atasnya ada atlet dari Cina, Taipei, India, Malaysia dan Jepang. Sedangkan Rina kelahiran 5 Oktober 1985 yang bernaung dalam Klub Panah Bojonegoro, berada di urutan kedelapan hasil permainannya di lomba 70 meter dengan nilai 312 / 11 dan lomba di nomor 60 meter dengan skor 322 / 10. Di urutan pertama bertengger empat atlet dari Korea Selatan, masing-masing Sung Hyun Park dengan skor total 653, disusul Mi Jin Yun (645), Hee Ok Yun (645), Young Tuk Yun (645), kemudian atlet dari Korut, Cina dan Jepang. Di nomor penyisihan tunggal puteri Ronde FITA yang sudah menyelesaikan dua jarak lomba itu, turun pula pemanah Indonesia Novita Nuraini dan menempatkan diri di urutan ke-15 dengan total skor 623. Sebanyak 60 pemanah puteri turun di nomor itu sedangkan di bagian putera ada 59 orang. Pada pertandingan Minggu, kedua atlet Indonesia itu akan berjuang keras untuk menaikkan peringkat mereka dalam lewat permainan pada nomor yang dilombakan. Perunggu Rizal Sehari sebelumnya, Syafrizaldi menambah perbendahaan medali perunggu Indonesia setelah menempatkan diri di urutan ketiga dari lima binagarawan yang maju ke babak final kelas -70kg putera Asian Games XV yang berlangsung di Al-Dana Banquet Hall di kawasan Stadion Khalifa, Doha, Jumat petang waktu setempat. Syafrizaldi, asli keturunan Padang namun lahir di Medan 10 Juni 1965, meloloskan diri dari babak penyisihan siang hari yang diikuti 15 peserta dan pada babak final yang diikuti lima peserta, hanya mampu menempatkan diri di urutan ketiga dengan total skor 34. Medali emas jatuh pada Chua Ling Fung dari Singapura yang mendapat total skor 10 dan medali perak pada atlet dari Bahrain, Husain Sayed Faisal, sementara dua atlet yang berada di bawah Syafrizaldi berasal dari Jepang dan Iran. Binarawan Indonesia lainnya, Heintje Benny Pojoh, kelahiran Manado pada 19 Maret 1972, yang turun pada kelas -65 kg yang diikuti 15 peserta dan berlangsung lebih awal, pada babak penyisihan berada pada posisi ke-12 dan tidak berhak mengikuti putaran final. Pada kelas -65 kg itu, peraih medali emas berasal dari Uni Emirat Arab, Zahmi Mohamed Salem Abdula dengan total skor 14, disusul Abd Samad Sazali dari Malaysia dan Cong Ka Lap dari Macao. (*)
Copyright © ANTARA 2006