Jakarta (ANTARA News) - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) membukukan pendapatan bersih sebesar 3,41 miliar dolar AS atau naik 13,6 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang hanya 3 miliar dolar AS.
Direktur Utama PGN Hendi Prio Santoso dalam siaran pers di Jakarta, Kamis, mengemukakan bahwa kenaikan pendapatan perseroan diperoleh dari peningkatan volume penjualan dari usaha distribusi sebesar 5 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yaitu dari 824 juta standar kaki kubik per hari atau "million standard cubic feet per day" (MMSCFD) menjadi 865 MMSCFD.
Selain itu, lanjut dia, terdapat juga peningkatan pendapatan dari produksi minyak dan gas melalui entitas anak Saka Energi Indonesia. Sedangkan dari usaha transmisi, PGN dan anak usaha PT Transportasi Gas Indonesia mengalirkan gas sebesar 852 MMSCFD dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yaitu 854 MMSCFD.
Sementara dari sisi beban pokok pendapatan, Hendi Priyo mengatakan terdapat kenaikan beban pokok pendapatan sebesar 22,7 persen menjadi 1,94 miliar dolar AS, dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 1,58 miliar dolar AS.
"Hal itu diakibatkan oleh peningkatan beban pengoperasian minyak dan gas, adanya harga beli LNG dan beban pengoperasian "floating storage & regasification unit" (FSRU) sejak November 2014 dan kenaikan harga beli gas dari pemasok mulai 1 April 2013," paparnya.
Sementara itu tercatat laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk PGN mengalami penurunan sebesar 10,15 persen menjadi 722 juta dolar AS pada 2014, dibandingkan tahun sebelumnya 804 juta dolar AS.
"Kondisi ekonomi global mempengaruhi laba perusahaan untuk tahun 2014. Penguatan mata uang dolar AS ke mata uang yen yang lebih rendah, berpengaruh terhadap selisih kurs yang berasal dari translasi kewajiban dalam mata uang yen ke dolar AS," papar Hendi Prio Santoso.
Ia mengatakan hal itu berdampak terhadap penurunan keuntungan selisih kurs dan laba perubahan nilai wajar derivatif (non cash) dari 154,08 juta dolar AS pada 2013 menjadi 49,63 dolar AS pada 2014.
Selain itu, lanjut dia, kondisi harga pasar minyak dunia juga mempengaruhi laba perusahaan untuk 2014, khususnya entitas anak PT Saka Energi Indonesia (SEI). Hal ini berdampak pada penurunan nilai aset minyak dan gas (non cash) sebesar 34,66 juta dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015