Jakarta (ANTARA News) - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jakarta Prasetyo Edi Marsudi mengungkapkan dirinya sepakat dengan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama dengan berbagai terobosannya, namun masih mempermasalahkan etika yang dimiliki mantan Wakil Bupati Belitung Timur itu.
"Sebenarnya saya sepakat sama dia soal terobosan-terobosannya, hanya etika dia tidak bisa dipertanggungjawabkan," kata Prasetyo di Jakarta, Kamis.
Hal tersebut diungkapkan Prasetyo terkait gestur Basuki ketika meminta Wali Kota Jakarta Barat Anas Efendi untuk menjelaskan terkait dana UPS di wilayah tersebut, dalam rapat mediasi antara dewan dengan pemprov di Kemendagri tadi pagi.
"Dalam rapat tadi ada kisruh, di mana terjadilah dia memaki-maki anak buahnya, apa pantas? Makannya teman-teman kita protes padanya," ujar Prasetyo.
Dia juga mengatakan semestinya komunikasi legislatif dan eksekutif harus dijalin sesinkron mungkin. Namun, dia merasa sangat dilecehkan ketia Basuki menyebutnya sebagai oknum dan perampok.
"Komunikasi legeslatif dan eksekutif ini harus sinkron. Saya sebagai temannya Ahok saya dibilang oknum, kan saya tidak setuju juga. Kan bisa dikomunikasikan dengan baik. Yang kedua, masalah dia bilang DPRD rampok penipu itu kan masalah etika."
"Suka dan tidak suka kita harus bela yang namanya APBD untuk pembangunan DKI Jakarta. Saya cuma mengingatkan ke Gubernur, masalah APBD nyelonong sedikit itu juga harus dibahas dengan DPRD," ujarnya.
Selain itu Prasetyo menilai, sikap Basuki sebagai pemimpin Jakarta harus bisa dijaga sebaik mungkin, jangan asal ceplos memfitnah orang.
Pras menegaskan kembali, DPRD DKI tidak akan menutupi masalah anggaran Jakarta. Dia mengklaim, saat kepemimpinannya inilah DPRD mulai membuka pembahasan APBD untuk umum.
"Ini saatnya saya buktikan di kepemimpinan saya, DPRD ini tidak ada tutup menutup masalah anggaran. Baru pertama kali di Indonesia, rapat anggaran terbuka untuk umum dan media bisa masuk. Di era saya bisa. Saya juga punya harga diri kalau gontok-gontokan, ya nggak bisa," tukasnya.
Lebih lanjut Prasetyo menambahkan dirinya akan melanjutkan penggunaan hak angket, demi menyelidiki siapa dan apa yang salah dalam APBD DKI serta menegaskan tidak akan mentoleransi siapapun yang melakukan permainan dalam hal ini.
"Keputusannya saya menyelidiki terus, dan kalau sampai terjadi di DPRD tangkap orangnya begitu juga di Pemprov nanti," imbuhnya.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015