Cilacap, Jawa Tengah (ANTARA News) - Istri terpidana mati Serge Arezki Atlaoui, Sabine Megel Atlaoui, menaruh harapan besar atas upaya hukum peninjauan kembali (PK) yang telah diajukan ke Pengadilan Negeri Tangerang, Banten.
"Dia (Serge) masih kuat dan tabah. Tentu saja dia berharap bahwa upaya hukum PK-nya akan diperiksa secara mendalam di sidang yang akan diadakan tanggal 11 nanti (11 Maret) di Pengadilan Tangerang," kata Sabine di Dermaga Wijayapura, Cilacap, Jawa Tengah.
Sabine mengatakan hal itu kepada wartawan usai membesuk Atlaoui di Lembaga Pemasyarakatan Pasir Putih, Pulau Nusakambangan, Cilacap.
Saat ditanya mengenai upaya yang akan dilakukan jika PK tersebut ditolak, dia mengaku belum memikirkan hal itu karena masih berharap dan percaya penuh PK tersebut akan diperiksa secara saksama agar keterangan suaminya yang telah disampaikan dari dulu dapat diperhatikan dan dipertimbangkan oleh majelis hakim.
"Saya katakan lagi bahwa suami saya bukan penyelundup, semuanya ada di berkasnya. Jadi, mudah-mudahan itu bisa dipertimbangkan oleh majelis hakim di Pengadilan Tangerang nanti," katanya.
Disinggung mengenai kemungkinan ada permintaan terakhir dari Serge, dia mengatakan hingga saat ini masih fokus terhadap upaya hukum PK.
"Tentu saja memanfaatkan setiap saat agar kami bisa bersatu," kata dia menambahkan.
Terkait kunjungannya ke LP Pasir Putih, Sabine mengaku bahagia karena bisa bertemu kembali dengan Serge setelah dua tahun tidak berjumpa.
"Seperti yang pernah saya sampaikan waktu konferensi pers di Kedutaan Prancis beberapa hari lalu di Jakarta, tujuan utama saya datang ke Indonesia untuk membesuk suami saya karena sudah dua tahun belum bertemu. Jadi saya datang sama anak-anak saya dan kami semua tentu saja sangat bahagia bisa bertemu lagi dengan suami saya," katanya.
Kepala Konsulat Kedutaan Besar Prancis, Pierre-Antoine Gounand, mendukung keluarga Serge Arezki Atlaoui dari awal.
"Kami percaya penuh pada sistem peradilan Indonesia agar kesungguhan dari keterangan Bapak Serge Arezki Atlaoui dapat dipertimbangkan," katanya.
Dalam kunjungan tersebut, Sabine didampingi Gounand dan seorang penerjemah serta keluarga besar Altlaoui, yakni Yasen Areski Atlaoui, Samia Nathalie Atlaoui, Mohamed Arezki Atlaoui, Samia Ans Eliane Atlaoui, dan Alexandre Ferdinand Megel.
Akan tetapi Samia dan Mohamed lebih dulu meninggalkan Dermaga Wijayapura sebelum Sabine dan anak-anak Serge lainnya mendarat di tempat penyeberangan Pulau Nusakambangan itu.
Sementara itu, sepupu terpidana mati Rodrigo Gularte, Angelita Aparecida Muxfeldt, yang didampingi seorang konsuler Kedutaan Besar Brasil, Leonardo Carvalho Monteiro, langsung meninggalkan Dermaga Wijayapura sekembalinya dari Lembaga Pasir Putih, Nusakambangan.
Saat ditanya mengenai kondisi Gularte, Muxfeldt hanya mengatakan sama seperti yang dulu.
"Same," kata dia sambil memasuki mobil yang menunggunya di depan gerbang Dermaga Wijayapura.
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015