Banda Aceh (ANTARA News) - Komisi Pemilihan Umum Malaysia (Election Commission of Malaysia) dan Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta ikut memantau Pemilihan Kepala Daerah Aceh (Pilkada) di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang dijadwalkan berlangsung pada 11 Desember 2006. Ketua Delegasi Tim Pemantau Malaysia, Tan Sri Dato Haji Abdul Rashid bin Abdul Rahman, kepada wartawan di Media Center Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh di Banda Aceh, Sabtu, mengatakan bahwa pihaknya berjumlah delapan orang, terdiri atas tujuh anggota KPU Malaysia dan seorang diplomat Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta. Selama di Aceh, mereka akan memantau beberapa tahapan Pilkada, seperti masa tenang, pemungutan suara, penghitungan suara, dan kebebasan media dalam meliput Pilkada Aceh. "Media mempunyai peranan penting. Demokrasi tidak akan berjalan dengan baik tanpa peran media, karena publik perlu mengetahui proses Pilkada," kata Rashid. Ia mengatakan, pihaknya juga akan menempatkan para pemantau di sejumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar. "Satu atau dua TPS yang kita pantau, dan itu bisa mencerminkan apakah Pilkada ini berjalan baik atau tidak. Tapi, kami yakin pesta demokrasi di daerah ini akan berjalan secara baik," ujarnya. Rashid juga memuji tahapan Pilkada Aceh yang berjalan tanpa adanya insiden dan kerusuhan, khususnya pada masa kampanye. "Ini menandakan bahwa warga di sini sudah bisa menerima perdamaian dengan baik dan puas dengan apa yang telah dicapai," lanjutnya. Pemantau Malaysia akan berada di Aceh hingga 15 Desember 2006. Sementara itu, Ketua Kelompok Kerja Pemantauan dan Pengawasan KIP Aceh, Ikhwanussufa, mengatakan bahwa pemantau asal Malaysia itu diundang secara khusus oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atas peran Malaysia dalam memantau proses implementasi Nota Kesepakatan Damai (MoU) Helsinki yang ditandatangani di ibukota Finlandia itu pada 15 Agustus 2005. "Ini penghargaan khusus dari Pemerintah RI untuk Malaysia, supaya bisa memantau Pilkada Aceh," katanya. Selain Malaysia, sebanyak 11 pemantau dari luar negeri, seperti Uni Eropa dan Asian Network for Free Election (Anfrel), dan kalangan dalam negeri, serta masyarakat daerah akan ikut memantau Pilkada Aceh, yang melibatkan sedikit-dikitnya 6.000 sukarelawan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006