Bojonegoro (ANTARA News) - Sebuah sumur minyak mentah tradisionil di desa Wonocolo Kecamatan Kedewan, Bojonegoro, Jatim, tiba-tiba menyemburkan minyak tanpa harus ditimba mulai Jumat (8/12).
"Sumur tersebut memang menyemburkan minyak sekali dalam setahun. Waktunya bisa mencapai tiga hingga tujuh hari," kata Camat Kedewan, Djoko Purnomo, kepada ANTARA News, Sabtu.
Djoko yang mengaku sempat melihat sendiri semburan minyak mentah dari sumur sejak Jumat pukul 16.00 dan sampai tengah malam mampu mengeluarkan minyak mentah sebanyak 36 drum.
Menurut dia, kondisi penambangan minyak mentah tradisionil di wilayahnya akan kembali normal, jika imbalan jasa yang diusulkan kepada Pertamina sudah dinaikkan. Sementara ini, para penambang ada yang enggan memproduksi sumurnya atau menjual keluar dengan cara dijual mentah atau disuling sendiri.
Dari informasi yang dihimpun, sekarang ini para penambang per drum mendapatkan imbalan jasa Rp47.500 dan diperkirakan kenaikan imbalan jasa bisa mencapai Rp100 ribu/drum.
Hanya saja kenaikan imbalan jasa tersebut diperkirakan akan naik awal 2007 mendatang.
"Jika sedang mujur, minyak mentah di sumur itu keluar sendiri," kata Joni Sumartono, salah seorang pemilik sumur tradisionil di Desa Hargomulyo Kec Kedewan.
Menurut Joni, rendahnya imbalan jasa yang diterima para penambang, per drumnya sekarang ini Rp47.500, membuat para penambang enggan menyetorkan produksinya ke KUD Bogo Sasono yang menjalin kontrak kerja dengan Pertamina.
Para penambang lebih senang melakukan penyulingan sendiri. Selain dijual, juga dimanfaatkan sebagai bahan bakar mesin diesel untuk menimba minyak mentah.
"Sebenarnya para penambang bosan bermain kucing-kucingan dengan petugas," katanya. Alasannya, para penambang minyak mentah baik di Desa Wonocolo, Hargomulyo dan Mbeji, Kec. Kedewan, tetap senang menyetorkan produksinya ke Pertamina sepanjang imbalan jasa yang diterima memadai.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006