Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengimbau para calon kepala daerah di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan para pemilih agar pilkada NAD (11/12) jangan sampai merobek perdamaian yang sudah mulai dirasakan masyarakat. "Harapan saya adalah laksanakan pilkada dengan jujur, tertib, serta demokratis. Pilkada jangan sampai merobek dan menganggu suasana damai dan tenteram disana," kata Presiden di Mesjid Istiqlal, Sabtu pagi pada acara dzikir dan tasyakur masyarakat Aceh di perantauan. Kepala Negara yang didampingi Ibu Ani Yudhoyono serta Pelaksana Tugas Gubernur Aceh Mustafa Abubakar menambahkan tokoh Aceh yang nantinya akan terpilih sebagai gubernur, walikota ataupun bupati pada pilkada yang akan berlangsung di 19 daerah tingkat dua serta provinsi haruslah mempunyai sikap bahwa kepercayaan rakyat yang diberikan kepada mereka merupakan ujian serta cobaan."Siapa pun yang terpilih harus sadar bahwa kekuasaan yang anda dapatkan merupakan ujian, cobaan, serta tugas yang maha berat," kata Presiden pada acara yang dihadiri pula Menko Polhukam Widodo AS. Kepala Negara juga menambahkan, "Memimpin rakyat adalah tidak semudah yang dibayangkan". "Jujurlah dan bersih untuk kepentingan masyarakat Aceh," kata Yudhoyono. Kepala Negara kemudian mengatakan proses perdamaian di Aceh yang tercapai melalui penandatanganan MoU di Helsinki, Finlandia tanggal 15 Agustus 2005 merupakan hasil yang dicapai dengan susah payah setelah selama puluhan tahun rakyat Aceh terlibat dalam konflik yang telah menimbulkan korban. Karena itu, tambahnya, ada empat catatan penting mengenai Aceh yakni konflik selama 30 tahun itu telah mengakibatkan penderitaan di kalangan rakyat Aceh. Catatan kedua adalah sejak tahun 2000, telah dilakukan berbagai upaya untuk mencari jalan keluar atau solusi guna menyelesaikan konflik tersebut. Bencana alam gempa bumi serta tsunami tanggal 26 Desember tahun 2004 serta penyelesaian damai di Aceh sangat didukung oleh masyarakat internmasional. Dalam kesempatan ini, Kepala Negara juga berbicara tentang tugas Tim Monitoring Aceh atau Aceh Monitoring Mission(AMM) yang akan selesai tanggal 15 Desember. "Kalau AMM meninggalkan Aceh tanggal 15 Desember maka hal itu tidak boleh menganggu proses perdamaian," kata Yudhoyono.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006