Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta, Rabu pagi, naik satu poin menjadi Rp12.961 per dolar AS dibandingkan posisi terakhir kemarin di Rp12.962 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan dolar AS cenderung mengalami tekanan di kawasan Asia sehingga mencegah pelemahan lebih lanjut rupiah terhadap mata uang Amerika Serikat itu.
"Nilai tukar rupiah berpeluang melanjutkan penguatannya hari ini meski dalam kisaran terbatas terhadap dolar AS," katanya.
Ia mengatakan nilai dolar AS melemah setelah penjualan mobil di Amerika Serikat diumumkan lebih rendah rendah dari harapan investor.
Data ekonomi dari Eropa, seperti penjualan ritel Jerman yang membaik, juga menambah tekanan terhadap dolar AS.
"Namun, secara umum dolar AS masih berada dalam tren penguatan terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah," katanya.
Selain itu Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menilai data belanja konstruksi dan manufaktur Amerika Serikat yang menurun juga menjadi salah satu faktor yang meningkatkan tekanan terhadap dolar AS.
Data-data ekonomi Amerika Serikat itu, dia melanjutkan, tampaknya dimanfaatkan oleh sebagian pelaku pasar uang untuk mengambil posisi ambil untung setelah dalam beberapa hari terakhir mata uang Paman Sam itu mengalami penguatan.
Ia mengatakan penguatan rupiah diproyeksikan hanya bersifat jangka pendek. Ia berharap muncul sentimen positif dari dalam negeri yang dapat menopang penguatan rupiah lebih lanjut.
"Ekspektasi perbaikan kinerja neraca perdagangan Indonesia diharapkan masih kuat sehingga akan menopang rupiah ke depannya," katanya.
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015