Semarang (ANTARA News) - Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Jawa Tengah menyesalkan terjadinya aksi anarkis para nelayan Kabupaten Batang yang berunjuk rasa memblokir jalur Pantura.
"Kami selalu mengimbau kepada anggota agar tidak berbuat anarkistis saat melakukan demonstrasi di mana saja," kata Ketua HNSI Jateng Ahmad Djoemali saat dihubungi melalui telepon di Semarang, Selasa.
Terkait dengan unjuk rasa seribuan nelayan di Kabupaten Batang yang berakhir bentrok dengan petugas kepolisian itu, Djoemali meminta aparat penegak hukum agar menindak tegas para pelaku anarkis.
Menurut dia, terjadinya bentrokan antara polisi dengan nelayan yang berujuk rasa itu sudah di luar batas kewajaran dalam menyampaikan pendapat sebagaimana diatur dalam undang-undang.
"Polisi harus memproses sampai tuntas jika memang ditemukan unsur pidana yang dilakukan nelayan pada saat berunjuk rasa," ujarnya.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang dihubungi terpisah mengaku heran dengan adanya nelayan yang berunjuk rasa di Kabupaten Batang dan Rembang yang menuntut pembatalan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 1 dan 2 Tahun 2015.
"Sikap Bu Susi (Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti) sudah melunak dan mengizinkan penggunaan cantrang untuk nelayan di Jateng," katanya.
Selain itu, kata Ganjar, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti juga mengembalikan aturan di Pemprov Jateng yang membolehkan penggunaan cantrang untuk kapal penangkap ikan dengan ukuran di bawah 30 gross ton dan area tangkap di bawah 12 mil.
"Tapi untuk kapal dengan ukuran di atas 30GT dan area lebih dari 12 mil atau keluar dari wilayah perairan Jateng tidak boleh menggunakan cantrang," ujarnya.
Ganjar juga menyayangkan unjuk rasa nelayan yang berakhir dengan bentrokan karena dinilai sama sekali tidak produktif.
Seribuan nelayan Kabupaten Batang memblokir jalur pantai utara memprotes kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan yang melarang penggunaan pukat hela dan pukat tarik di wilayah pengelolaan perikanan Indonesia.
Unjuk rasa para nelayan di jalur Pantura Jalan Jenderal Sudirman itu mengakibatkan arus lalu lintas kendaraan dari arah timur (Semarang) maupun dari barat (Jakarta) lumpuh total.
Aksi para nelayan kian rusuh. Para nelayan justru melemparkan batu ke arah polisi yang berjaga-jaga di lokasi sehingga sejumlah polisi mengalami luka-luka.
Pewarta: Wisnu Adhi N.
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015